Kita semua tahu bahwa hingga saat ini Pixel 2 masih menyandang predikat smartphone dengan kamera terbaik. Bahkan, produk unggulan Apple yang kini tengah dielu-elukan, yakni iPhone X tak sanggup menyalip performa kamera yanga ada pada smartphone besutan Google tersebut.
Padahal, iPhone X sudah dipersenjatai dengan dual-camera belakang, sedangkan Pixel 2 hanya satu lensa saja. Tapi mengapa performa Pixel 2 masih lebih unggul? Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan dan rasa penasaran yang besar.
Setelah kami telusuri, ternyata Google melakukan optimasi besar-besaran pada sisi software. Seperti yang dikutip salah satu pentolan Apple, Jonathan Ive, “Baik atau buruknya sebuah smartphone ditentukan oleh software yang mampu mengoptimalkan hardware”.
Untuk menjawab rasa penasaran itu semua, berikut ini kami beberkan beberapa software powerful yang diciptakan Google khusus untuk menunjang kamera yang disematkan ke dalam Pixel 2 buatannya tersebut.
HDR+
Memotret di kondisi yang gelap seringkali menimbulkan noise. Di sisi lain, memotret foto di area yang sangat cerah tak jarang menimbulkan backlight akibat cahaya yang berlebihan. Untuk itulah, Google menciptakan fitur HDR+.
Sejatinya, fitur ini membatu lensa kamera untuk mengenali kondisi dan situasi saat membidik sebuah objek. HDR+ akan menambah pencahayaan kala mengambil foto di tempat yang minim cahaya.
Begitu juga sebaliknya, HDR+ akan meratakan dan mengurangi tingkat kecerahan ketika membidik objek di area yang sangat terang. Untuk saat ini, fitur HDR+ hanya dapat dinikmati pada smartphone besutan Google.
Walau pun kita dapat men-download Google Camera dan meng-install pada smartphone merek lain, namun tak semua smartphone bisa kompatibel dengan aplikasi tersebut. Sebelumnya, kami DroidLime juga sempat mengulas fitur HDR+ yang berjalan optimal pada Xiaomi Mi 6 dan ternyata berhasil.
Portrait Mode
Salah satu alasan mengapa DxOMark memberikan predikat kamera terbaik kepada Pixel 2 adalah kemampuannya dalam memproduksi foto depth-of-field (DOF). Normalnya, kemampuan ini hanya dapat dilakukan pada smartphone yang mengadopsi dukungan dual-camera.
Tapi tidak bagi Google! Berbekalkan satu lensa kamera saja dan fitur Portrait Mode, Pixel 2 sanggup menghasilkan gambar bokeh yang sangat dramatis dan rapi. Lantas bagaimana cara kerja fitur Portrait Mode ini?
Ketika mengaktifkan fitur Portrait Mode, secara otomatis fitur HDR+ akan diaktifkan. Hal ini dilakukan agar gambar yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi. Selanjutnya, gambar akan mengalami proses pemfilteran untuk mengetahui mana objek dan mana background.
Proses ini tidaklah sesederhana itu. Sebab tidak ada green-screen sebagai pemisah background dengan objek utama. Dalam hal ini, Google meracik sebuah aplikasi bernama Tensor Flow. Dukungan PDAF pada kamera Pixel 2 juga sanggup mengetahui setiap titik objek yang dipotret.
Berkat kombinasi dari segala fitur dan teknologi itulah, Portrait Mode dapat tercipta. Kerennya lagi, fitur Portrait Mode ini juga disematkan pada kamera depannyanya. Itu yang menjadi nilai lebih tersendiri bagi Pixel 2.
Fused Video Stabilization
Tak hanya fokus pada sisi foto, Google juga melakukan optimasi software guna meningkatkan kemampuan kameranya dalam hal urusan video recording. Tak sekadar hanya menyematkan, Google pun banyak melakukan riset sehingga mampu menyajikan hasil video recording yang baik.
Seperti kita ketahui bersama, beberapa masalah kerap timbul pada sebuah kamera smartphone ketika digunakan untuk video recording. Mulai dari hasil yang terlihat kurang stabil hingga fokus yang berkerja kurang optimal.
Lantas, solusi apa yang bisa dilakukan oleh Google terkait dengan masalah-masalah tersebut? Menurut raksasa teknologi asal Mountain View, California, masalah tersebut dapat diatasi oleh teknologi EIS. Namun, ada juga masalah yang hanya dapat diatasi dengan teknologi OIS.
Karena kedua teknologi itu memiliki kelebihan dan fungsi yang berbeda, Google menciptakan fitur baru bernama Fused Video Stabilization, yakni kombinasi EIS dan OIS. Hasilnya, Pixel 2 mampu menciptakan video yang stabil dan minim noise.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?