Samsung Galaxy S8 resmi dirilis ke pasaran dengan harga US$720 atau sekitar Rp9,4 jutaan. Di Indonesia, smartphone ini dibanderol dengan harga yang cukup tinggi mencapai Rp10,5 jutaan. Namun siapa sangka jika ternyata untuk memproduksi satu unit Galaxy S8, Samsung hanya butuh dana separuh dari harga jualnya saat ini.
Dilansir dari Softpedia, perusahaan riset dan analisis IHS Markit memperkirakan dibutuhkan dana sebesar US$307,5 atau sekitar Rp4 jutaan untuk memproduksi satu unit Galaxy S8. Jika ditotal seluruh komponen yang ada pada Galaxy S8 seharga US$301,6, sedangkan biaya produksinya sebesar US$5,9.
Sayangnya detail harga per komponen dari Galaxy S8 tidak diperinci lebih lanjut. IHS Markit hanya menyebutkan harga NAND Flash dan DRAM yang totalnya mencapai US$41,50 atau sekitar Rp546 ribu dan baterai 3.000 mAh seharga US$4,5 atau sekitar Rp59.000.
Antara harga jual dan biaya produksi yang dikeluarkan per unitnya terdapat selisih sebesar US$412,5 atau sekitar Rp5,4 juta. Selisih tersebut digunakan untuk keperluan biaya pengapalan dan biaya pemasaran, serta tarif bea impor tergantung masing-masing negara. Belum lagi di dalamnya termasuk keuntungan yang diambil oleh Samsung, ritel, dan operator yang bekerjasama untuk menjual Galaxy S8.
Samsung diperkirakan akan memperoleh keuntungan yang cukup bagus dari penjualan unit Galaxy S8, mengingat pre-order telah melampaui rekor tahun lalu di negara asalnya, mencapai lebih dari satu juta unit.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?