Kolaborasi: Kunci untuk Mengatasi Keterbatasan Teknis dan Memungkinkan Pengembangan Cepat
Sepanjang pengembangan ISOCELL HP3, para developer menghadapi berbagai tantangan teknis. Seperti dikatakan oleh Choi bahwa karena ini adalah produk pertama yang menggunakan teknologi Super QPD, ada banyak trial and error saat menggunakan struktur baru yang tidak dapat ditemukan di Front Deep Trench Isolation (FDTI) yang sebelumnya ada.
“Kami juga mengalami masalah yang tidak kami antisipasi di setiap tahap pengembangan. Namun, meskipun proses pengembangannya sulit, sensor baru ini bisa diumumkan kurang dari setahun setelah model sebelumnya dirilis. Pengembangan dan rilis produk yang cepat ini adalah hasil dari kolaborasi antara tim yang berbeda,” pungkas Choi.
Sementara, Ki mengatakan bahwa setiap kali mereka menghadapi masalah teknis, para developer menangani hal tersebut dengan cara bekerja sama secara intens dengan berbagai divisi bisnis. Bahkan, para developer yang terlibat juga melibatkan orang-orang yang ada di dalam pusat peneliatian di luar negeri.
“Kami dapat menciptakan sinergi dengan menambahkan pengetahuan ke produk tingkat atas, seperti memory chip dari R&D Semiconductor Center, logic chip, dan banyak lagi. Produk baru ini mungkin merupakan upaya kolaboratif terbesar dari Samsung yang juga melibatkan beberapa departemen yang berbeda,” ucap Ki.
Kebanggaan dalam Kecakapan Teknis Unggul: Memimpin Pasar Sensor Gambar
Sementara pasar sensor gambar diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang cepat karena meningkatnya permintaan untuk kamera dan diversifikasi produk terkait, Samsung menetapkan tren untuk kamera di pasar sensor gambar seluler generasi berikutnya dengan mengatasi keterbatasan miniaturisasi piksel.
“Saya sangat bangga dengan kenyataan bahwa kami menciptakan tren di pasar sensor gambar dan saya yakin bahwa kami akan terus memimpin dalam teknologi mikropiksel. Hal ini bukan tanpa alasan karena penerapan sensor gambar menjadi semakin luas di berbagai
industri, seperti AR, VR, otomotif, dan tentu saja smartphone,” pungkas Ki.
Samsung telah berhasil menciptakan perangkat ultra kecil yang menangkap gambar dalam definisi tinggi melalui teknologi sensor gambar yang inovatif. Samsung akan terus memimpin pasar sensor gambar melalui inovasi uniknya, seperti sensor gambar ISOCELL, yang memberikan pengalaman yang dioptimalkan dan canggih kepada penggunanya.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?


