Kabar penarikan unit (recall) Samsung Galaxy Note7 memang menjadi berita yang cukup panas. Samsung perlu merogoh kocek yang cukup besar hingga US$1 miliar untuk proses recall ini. Faktor utama proses recall ini ada pada sisi baterai seperti yang telah diberitakan sebelumnya.
Salah satu proses recall ini adalah penggantian baterai kepada handset yang sudah diproduksi untuk memastikan bahwa semua handset aman dari isu baterai. Kabar dari orang dalam, Samsung akan menghentikan penggunaan baterai dari Samsung SDI. Dengan dihentikannya penggunaan baterai dari Samsung SDI, secara otomatis perusahaan ini kehilangan revenue yang besar, yaitu mencapai US$16 juta di kuartal ketiga ini.
Samsung SDI adalah pemasok baterai untuk 70 persen Galaxy Note7 yang beredar saat ini atau setara dengan 2,5 juta handset yang telah tersebar di toko dan tangan pengguna. Sisanya, 30 persen baterai berasal dari perusahaan baterai di negara Cina, ATL. Artinya, Samsung harus memesan kembali sisanya ke ATL atau bahkan menggunakan pemasok baterai dari LG.
Samsung SDI merupakan anak perusahaan yang dibentuk oleh Samsung untuk mengembangkan baterai secara mandiri. Perusahaan ini mulai pengembangan di tahun 2014 dan Galaxy Note7 lah smartphone pertama yang menggunakan baterai hasil pengembangan Samsung SDI secara mayoritas. Sebelumnya, Samsung SDI juga turut memasok untuk Samsung Galaxy S6 dan S7, namun dalam jumlah yang sedikit.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?