Bagi sebagian orang, Broadcom hanya dikenal sebagai perusahaan yang mengembangkan modem Wi-Fi untuk laptop. Padahal, Broadcom adalah perusahaan besar yang juga memproduksi perangkat jaringan dan telekomunikasi, seperti Ethernet LAN, Server, Transceiver dan sebagainya.
Sebelumnya, Broadcom digosipkan memiliki keinginan untuk mengakuisisi produsen chipset terkenal, Qualcomm. Broadcom sendiri menawarkan harga yang terbilang fantastis, yakni lebih dari US$100 miliar.
Kini, rincian mengenai proses akuisisi tersebut telah terungkap. Kabar terbaru, Broadcom secara resmi telah melakukan penawaran untuk mengakuisisi Qualcomm diharga US$105 miliar.
Jika proses akuisisi ini disepakati, bisa dipastikan Broadcom akan bertransformasi menjadi perusahaan pembuat chipset terbesar ketiga di dunia. Selain itu, proses akuisisi ini juga terbilang menarik bagi kedua belah pihak karena banyak hal yang dipertaruhkan.
Sedikit informasi untuk Anda, Qualcomm sendiri belum lama ini juga telah berhasil melewati tuduhan monopoli di seluruh dunia. Lolos dari masalah tersebut, Qualcomm saat ini sedang menghadapi beberapa tuntutan hukum terhadap Apple.
Selain Qualcomm, Broadcomm juga sebenarnya memiliki minat yang tinggi untuk mengakuisisi NXP Semiconductors. Nilai akuisisi yang ditawarkan pun juga terbilang tak kecil, yakni seharga US$47 milliar atau sekitar Rp635 triliun.
Diharapkan, proses akusisi Broadcom terhadap NXP Semiconductor ini bisa selesai pada akhir tahun 2017. Meskipun terbilang alot, pihak Broadcom selalu menegaskan bahwa penawaran akuisisi ini tetap berjalan.
Bisnis Broadcom sendiri terus mengalami pertumbuhan dan mendapat dorongan yang besar pada tahun 2015 lalu setelah diakuisisi oleh Avago seharga US$37 miliar atau sekitar Rp500 triliun. Tercatat, proses akuisisi saat itu merupakan kesepakatan teknologi terbesar dalam sejarah.
Seperti ingin mengulang sejarah, Broadcom pun terbilang berani untuk membeli Qualcomm dengan harga fantastis. Pada saat penawaran dilakukan, saham Qualcomm tercatat mencapai harga US$62, sedangkan saham Broadcom seharga US$ 70.
Sebuah laporan dari Bloomberg mengatakan bahwa Qualcomm mencoba untuk menangkis tawaran dari Broadcom, meskipun hal tersebut dipercaya akan menurunkan nilai perusahaan pembuat chipset Snapdragon ini. Namun karena Qualcomm merupakan perusahaan publik, sehingga keputusannya sampai ke pemegang saham.
Sumber terpercaya juga mengatakan kepada Bloomberg bahwa kemungkinan Qualcomm akan merekomendasikan pemegang sahamnya untuk menolak tawaran tersebut. Di sisi lain, Broadcom yakin bahwa penawaran yang diusulkan ini akan menerima persetujuan yang diperlukan dari otoritas peraturan dan antimonopoli pada waktu yang tepat.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?