Mekari secara resmi telah meluncurkan hasil riset ‘Artificial Intelligence (AI) Adoption Readiness of Businesses in Indonesia’. Dari hasil riset tersebut ditemukan tiga level kesiapan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengadopsi teknologi kecerdasan buatan alias AI.
Riset tersebut diluncurkan di sela-sela Mekari Conference 2023, konferensi teknologi tahunan yang menghimpun pakar, pebisnis, dan profesional lintas industri untuk membahas peran teknologi bagi bisnis. Tahun ini, Mekari Conference mengambil tema ‘Digital Reinvention for Tomorrow’s Business’.
Seperti dikatakan oleh Suwandi Soh, CEO Mekari bahwa berdasarkan riset yang dilakukan pada kuartal pertama 2023, sejumlah perusahaan di Indonesia sudah gencar melakukan transformasi digital, yang menjadi pondasi untuk mengadopsi teknologi mutakhir masa depan, yaitu AI.
“Teknologi AI akan merevolusi cara perusahaan beroperasi dengan menghadirkan sederet manfaat, mulai dari otomatisasi hingga peningkatan produktivitas. Teknologi kecerdasan buatan ini pun diadopsi sejumlah perusahaan dengan segala ukuran,” ujar Suwandi.
Lebih detail, Suwandi memaparkan bahwa tidak hanya perusahaan besar, sekelas UMKM pun sudah mulai mengadopsi teknologi AI. Bagi yang belum, harus mempersiapkan diri, baik dari segi infrastruktur dan SDM, untuk memanfaatkan AI bagi kemajuan bisnis di tengah revolusi industri 4.0.
Riset Mekari juga menemukan bahwa kesiapan perusahaan untuk mengadopsi AI dapat diukur dari tiga level implementasi teknologi saat ini. Di level pertama, perusahaan telah memanfaatkan setidaknya satu macam solusi digital untuk meningkatkan produktivitas di salah satu proses atau kegiatan bisnis utama.
Tercatat, sebanyak 95 persen bisnis menengah dan besar di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya berada di level ini. Lalu, di level kedua, perusahaan telah tidak saja menggunakan, namun juga mengintegrasikan, beragam solusi digital untuk mendorong efisiensi bisnis secara keseluruhan.
“Dari semua perusahaan yang sudah menggunakan setidaknya satu solusi digital di level pertama, sebanyak 35 persen berhasil memperdalam penggunaan teknologi dan naik ke level yang lebih tinggi ini,” ungkap Suwandi dihadapan sejumlah media saat jumpa pers, (07/09).
Di level ketiga atau teratas, perusahaan telah membentuk ekosistem teknologi dengan menggabungkan dua faktor penting, yaitu infrastruktur teknologi dan budaya perusahaan, sehingga mampu mengoptimalkan pemanfaatan teknologi bagi pertumbuhan bisnis.
Dari semua perusahaan yang sudah mengimplementasi berbagai solusi digital di level kedua, sebanyak 62 persen mampu bergerak maju ke level ketiga. Suwandi menambahkan bahwa perusahaan dengan ekosistem teknologi menikmati pertumbuhan laba 1,4 kali lebih tinggi dibanding bisnis yang sekedar mengintegrasikan solusi miliknya.
“Sejumlah perusahaan di level ketiga mempunyai potensi terbesar untuk mengadopsi AI yang akan berjalan di atas ekosistem teknologi mereka. Selain itu, mereka bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk turut meningkatkan penggunaan teknologi, khususnya AI,” tambah Suwandi.
Tentu saja, yang dikatakan Suwandi bukan tanpa alasan. Hal ini agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat mencapai pertumbuhan bisnis yang tinggi. Implementasi AI juga akan menjadi tonggak pencapaian bagi perusahaan karena teknologi tersebut akan memungkinkan mereka merancang inovasi di semua aktivitas atau proses bisnis.
Ia melanjutkan bahwa perusahaan yang tertarik mengadopsi AI harus lebih dahulu meninjau area-area bisnis mana saja yang menjadi prioritas bagi penggunaan AI untuk pertama kalinya. Selanjutnya, harus menyiapkan sumber daya, baik teknologi maupun SDM.
“Terakhir, bisnis yang ingin mengimplementasikan AI dengan lancar bisa bermitra dengan penyedia
teknologi yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam membantu bisnis melakukan transformasi
digital bagi keberlanjutan bisnis yang dijalankan,” tutupnya.
Mekari sendiri telah meluncurkan Mekari Airene. Ini adalah solusi bisnis yang dikembangkan oleh Mekari berbasis AI. Solusi ini dihadirkan oleh Mekari untuk memperlancar pekerjaan dengan kemampuannya mempertajam komunikasi serta menganalisa data.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?