Review Samsung Galaxy M10: Gara-gara HP China

Seperti yang kita tahu, pasar smartphone Indonesia dibanjiri oleh produk-produk yang berasal dari Cina. Nah! Smartphone yang berasal dari Negeri Tirai Bambu tersebut bahkan berani dijual dengan harga murah jika tidak mau disebut terjangkau.

Tak mau berdiam diri, Samsung pun akhirnya memutar otak. Ya! Raksasa elektronik asal Korea Selatan ini pun pada awal tahun 2019 ini telah menciptakan Galaxy M Series. So, Galaxy M Series ini bisa dibilang jadi senjata Samsung untuk menghadapi serbuan smartphone murah asal Cina.

Sebelumnya, kita telah hands-on salah satu lini Galaxy M Series yang menyambangi DroidLime, yakni Galaxy M20. Kini, kita berlanjut untuk membahas Galaxy M10. Sebelum lebih jauh, Galaxy M10 yang kami review kali ini adalah model RAM 2 GB plus internal storage 16 GB.

Datang dengan model seperti itu ke Indonesia, sepertinya memang menjadi strategi yang dipilih Samsung untuk menggenjot harga agar bisa ditawarkan di bawah Rp2 juta. Sedikit informasi untuk kalian, jarang sekali Samsung menjual smartphone seharga Rp1 jutaan. Kalau pun ada, desain dan spesifikasinya biasa saja.

Desain compact unibody

Berbeda dengan Galaxy M10, kalau dilihat smartphone ini memiliki desain yang terbilang menarik. Namun, jangan kalian bandingkan dengan seri flagshipnya, seperti langit dan bumi. Tetapi setidaknya Galaxy M10 bisa bersaing dengan merek lain yang punya rentang harga yang sama.

Bagaimana ketika Galaxy M10 digenggam dengan satu tangan? Diakui, handling-nya sangat enak. Walaupun punya tagline “SobatAntiLowbat”, bodi smartphone ini terasa tipis dan tidak berat. Galaxy M10 sudah mengusung desain unibody dari plastik polikarbonat dan menggendong baterai 3.400 mAh.

Kapasitas baterai sebesar itu kalau diukur masik cukup baik untuk menyuplai daya di Galaxy M10. Bagaimana tidak! Spesifikasi smartphone ini juga tidak tinggi. Ketika diuji menggunakan satu SIM Card dan digunakan seharian, sekitar jam 6 atau 7 malam baterainya masih tersisa 20 persen.

Kita cukup mengisi ulang baterai sehari sekali saja. Bisa malam hari ketika tidur atau pagi hari sebelum beraktivitas. Kenapa pagi hari? Agar waktunya cukup. Pasalnya, Samsung hanya memberikan kepala charger 5 watt, jadi butuh waktu sekitar tiga jam untuk mengisi Galaxy M10 hingga penuh.

Pada intinya, baterai berkapasitas 3.400 mAh yang ada di dalam tubuh Galaxy M10 sudah lebih dari cukup. Sekali lagi, karena konsumsi daya hardware-nya tidak tinggi. Contohnya, layar yang terpasang. Meski punya ukuran 6,2 inci, resolusi layarnya hanya 720p alias HD+.

Ketika tahu resolusi layar yang dimiliki, sempat menduga bahwa smartphone ini punya kualitas layar yang jelek. Namun ketika melihat langsung, justru berbalik. Panel PLS yang dipadukan resolusi 720p sama sekali tidak ada yang jelek. Cukup puas dengan smartphone Rp1 jutaan, apalagi bezel-nya sudah tipis.

Chipset setara Snapdragon 625

Kekurangannya, tidak ada fitur Auto Brightness. Namun, punya resolusi layar 720p buat smartphone menengah ke bawah, itu sama sekali tidak boleh kalian protes. Kita pun juga bakal dapat benefit ketika bermain game. Setidaknya GPU yang dimiliki jadi lebih ringan ketika harus render grafis yang kompleks.

Misalnya saat memanin game Asphalt 9 atau PUBG Mobile. Bermain kedua game ini di Galaxy M10 masih terasa ada lag. Bisa dibayangkan jika seandainya rosolusi layar smartphone ini FullHD, yang ada justru kalian tidak bisa main game tersebut sama sekali.

Kalau kalian penasaran kenapa Galaxy M10 lebih cocok dipakai bermain game-game casual yang grafisnya tidak terlalu tinggi, itu karena GPU-nya. Maklum, Samsung hanya membenamkan single-core Mali-T830. Sedangkan chipset yang dibenamkan ke dalam smartphone ini termasuk lumayan.

Galaxy M10 sudah dibekali oleh Samsung dengan chipset 14 nanometer Exynos 7870 yang sebelumnya sudah pernah dipakai di sebagain Galaxy J Series dan juga Galaxy A Series tahun lalu. Skor AnTuTu-nya itu sekitar 60 ribuan, jadi kira-kira setara dengan Snapdragon 625.

Nah! Satu lagi yang membatasi performa Galaxy M10, khususnya buat proses loading ataupun multitasking sambil bermain game itu karena RAM yang dimiliki. Seperti yang sudah disinggung, Galaxy M10 yang datang ke DroidLime memiliki RAM sebesar 2 GB.

Oleh karena itu, saat loading PUBG Mobile jauh lebih lama dari biasanya. Tetapi, jika multitasking seperti beeselancar di internet sambil membuka aplikasi media sosial tidak ada kendala yang berarti. Punya internal storage 16 GB juga perlu diperhatikan. Efektif yang bisa dipakai hanya 12 GB.

Tentu saja, ketika kalian menginstall game-game berat, pasti alokasi internal storage yang dimiliki akan cepat terisi penuh. Namun, jika sekadar untuk menyimpan file atau dokumen foto sudah lebih dari cukup. Jika merasa kurang, kalian bisa memanfaatkan microSD karena ada slot dedicated-nya.

Kekurangan lainnya yang kami rasakan dari Galaxy M10, tidak punya sensor fingerprint. Tetapi, Samsung tetap menyediakan fitur face unlock yang performanya terbilang lumayan. Maksudnya, performanya dapat bekerja optimal ketika ada banyak cahaya, dan kurang optimal ketika diruang minim cahaya.

Baca juga

• Samsung Galaxy Tab A 8.0 Dirilis dengan Dukungan S Pen
• Samsung Perkenalkan Galaxy A70, Harga Masih Rahasia
• QLED TV 8K Terbaru Samsung Dibanderol Rp1,4 Miliar!

Kamera ganda 13 MP + 5 MP

Berbicara dukungan kamera yang disematkan, Galaxy M10 tidak bisa dipandang sebelah mata. Ada dukungan kamera ganda di bagian belakang dan konfigurasinya adalah 13 MP f/1.9 + 5 MP f/2.2 untuk memotret ultra-wide.

Samsung juga melengkapi kamera belakangnya itu dengan fitur Live Focus. Kekurangannya, kedua lensa yang disematkan sama-sama tidak dilengkapi OIS atau EIS. Namun untuk smartphone Rp1 jutaan, bisa dibilang kualitas kameranya sudah memenuhi standar.

Dukungan dual-camera belakang bisa memberikan detail yang cukup baik selama cahaya mencukupi. Namun, permasalahan kamera yang ada pada smartphone entry-level masih tetap ada di Galaxy M10 ini. Contohnya, bakal kewalahan ketika memotret pada kondisi kurang cahaya.

Selain itu, kamera belakang Galaxy M10 juga cukup kerepotan pada kondisi terik. Seringkali foto yang dihasilkan kalau tidak over exposure, terkadang under exposure. Tetapi sekali lagi, selama cahayanya tidak terlalu terang atau terlalu gelap, hasil fotonya masuk kategori memuaskan untuk smartphone Rp1 jutaan.