Hands-on Samsung Galaxy Note 7

Penasaran sekaligus harap-harap cemas. Itulah perasaan campur aduk yang kami alami saat hendak menjajal Samsung Galaxy Note 7 untuk di-review. Pasalnya Samsung sudah resmi menarik unit Galaxy Note 7 yang beredar di beberapa negara tertentu karena masalah baterai. Dan hari ini (09/09) adalah hari ketiga kami mencoba Galaxy Note 7, semuanya berjalan baik-baik saja.

Si besar yang ringkas

Untuk pertama kalinya seri Galaxy Note punya layar dual-edge. Hal ini membuat Galaxy Note 7 jadi mirip seperti Galaxy S7 edge. Kalau ditanya mana yang lebih kece, kami menilai Galaxy Note 7 adalah pemenangnya. Sebabnya adalah desain yang lebih ringkas.

Tidak diragukan lagi kalau Galaxy Note 7 adalah smartphone yang luar biasa cantik. Mengusung layar besar 5,7 inci, smartphone ini ternyata tetap asyik dipegang dan tidak kelewat besar. Kami masih bisa menjangkau layarnya dengan satu tangan. Selain itu dimensinya yang tipis juga tidak terlalu merepotkan saat dikantongi.

Oh ya, sebenarnya satu hal mendasar yang bikin kami jatuh cinta dengan tampilan Galaxy Note 7 adalah warnanya. Kami sengaja membeli varian berwarna hitam karena merasa warna silver atau gold terlalu mainstream. Sedangkan warna hitam terlihat beda dan sangt macho. Sebenarnya kami juga penasaran dan tertarik dengan varian berwarna biru, sayangnya belum banyak tersedia saat ini.

Sama seperti saat menggunakan smartphone mewah lain, kami agak was-was ketika menggunakan Galaxy Note 7 tanpa casing. Bodinya yang cantik akan sangat sayang jika lecet karena benturan atau gesekan. Tapi jika menggunakan casing, bagian belakangnya yang eksotis (dapat memantulkan refleksi cahaya) jadi tertutup sehingga mengurangi kecantikannya.

Kualitas layar terbaik?

Bukan cuma melengkung, layar Galaxy Note 7 juga punya resolusi Quad HD plus brightness tertinggi di kelas smartphone. Panel Super AMOLED yang digunakannya memiliki brightness hampir 1.000 nits, sementara rata-rata smartphone lain hanya punya brightness 450 nits.

Jadi, penggunaan di bawah terik matahari tidak akan bisa membuat layarnya tak bisa dilihat jelas oleh mata. Selain itu, layar lega 5,7 inci ini juga sangat enak untuk dicoret-coret menggunakan S-Pen. Feel menulis pada Galaxy Note 7 sudah seperti menulis di buku. Tidak ada delay dan sangat presisi. Kami juga tak terlalu khawatir layarnya mudah baret karena ada pelindung Gorilla Glass 5.

Performa cepat, baterai bikin was-was

Varian Galaxy Note 7 yang bakal masuk ke Indonesia membawa CPU 8-core Exynos 8890 2,6 GHz, RAM 4 GB, dan storage 64 GB. Performa yang ditawarkan di atas kertas sudah pasti tidak mengecewakan. Justru yang cukup mengkhawatirkan adalah baterainya yang memang bermasalah.

Selama tiga hari menggunakannya, kami tidak menemui kendala apapun. Baterainya bisa terisi dengan sangat cepat, tapi juga tergolong cepat habis. Jika menggunakannya secara aktif, terutama banyak memotret, kami bisa mengisi baterainya sampai dua kali dalam sehari. Namun penilaian terhadap performa baterainya belum bisa dijadikan patokan karena kami masih harus mengujinya lebih jauh dengan berbagai konfigurasi.

Kamera superior

Samsung sepertinya tidak butuh resolusi tinggi untuk bisa hasilkan gambar terbaik. Resolusi kamera Galaxy Note 7 hanya 12 MP, tapi teknologi yang diusung membuat hasil jepretannya superior. Beruntung kami bisa puas menjajal kameranya di Bali sembari menghadiri acara peluncuran ASUS ZenFone 3.

Sejauh ini kami menilai kamera Galaxy Note 7 pantas dibilang yang terbaik saat ini. Memotret di tempat minim cahaya pun hasilnya tetap oke, selama kita bisa mengatur konfigurasi yang cocok menggunakan mode manual. Tapi bicara kamera depan, kualitasnya masih kalah dibanding smartphone khusus selfie lainnya.

Perlu dicatat, apa yang kami rasakan selama tiga hari menjajal Galaxy Note 7 bukanlah penilaian final. Pasalnya kami masih akan menguji beberapa hari ke depan. Semoga di awal minggu depan kami sudah bisa membuat video review lengkapnya untuk Anda.