Dengan dirilisnya ZenFone 3 ZE520KL tahun 2016 lalu, banyak penikmat gadget tanah air yang terkejut dengan banderol yang ditawarkan. Bagi mereka, harga smartphone ASUS tiba-tiba melambung, tidak seperti dulu lagi. Padahal sebelumnya smartphone ASUS dikenal bagus dan pastinya ramah kantong.
Karenanya timbul pertanyaan mengapa harganya jadi tidak ramah kantong lagi. Melalui artikel ini, kami mencoba menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan fakta-fakta yang ada. Namun perlu diingat, artikel ini tidak mewakili pihak ASUS dan murni pendapat pribadi kami.
Awalnya murah
Pada awalnya kehadiran smartphone ASUS memang terasa seperti angin yang super segar. Ketika harga smartphone Android masih relatif mahal dikisaran Rp4 juta ke atas, tiba-tiba ASUS menggebrak lewat tiga smartphone-nya; ZenFone 4, ZenFone 5, dan ZenFone 6.
Parahnya, harga yang ditawarkan benar-benar merusak pasar, yakni mulai Rp1,9 juta. Jelas kehadirannya langsung menyita perhatian, apalagi nama ASUS sudah sangat harum di industri PC. Jadi tidak sulit bagi ASUS untuk meyakinkan orang-orang akan kualitas smartphone buatannya.
Dan benar saja, tidak perlu waktu lama bagi ASUS untuk meraih sukses. Ketiga smartphone buatannya berhasil melejtikan nama ASUS di panggung smartphone. Bukan cuma murah, kala itu ketiga smartphone milik ASUS juga ditopang nama besar Intel sebagai pemasok chipset-nya. Kolaborasi ASUS dan Intel di atas kertas jelas menjadi jaminan kualitas yang bagus.
Mengapa bisa murah?
Apakah Anda termasuk orang yang sangat penasaran mengapa harga smartphone ASUS kala itu bisa murah? Jawabnya sangat singkat, yaitu karena Intel. Sebenarnya sudah jadi rahasia umum kalau tahun 2014 lalu adalah masa dimana Intel sedang membangung eksistensinya di segmen smartphone.
Intel coba mengganggu Qualcomm, Samsung, dan MediaTek lewat chipset Atom Z series miliknya. Dari yang awalnya memiliki banyak keterbatasan kompatibilitas, tak lama langsung dibenahi dan bisa menjalankan hampir semua aplikasi dan game di platform Android.
Karena Intel sudah sangat dekat dengan vendor-vendor produsen PC, maka mereka pun saling bekerjasama. Tercatat Acer, ASUS, Lenovo, dan DELL adalah produsen smarthone yang jadi pionir menggunakan chipset Intel.
Sebagai ganjarannya, Intel pun memberikan subsidi sehingga harga smartphone ber-chipset Intel bisa murah meriah. Ya, jadi subsidi inilah alasan utama di balik harga murah smartphone ASUS kala itu.
Sekarang tidak murah?
Murah atau mahalnya harga suatu produk itu relatif. Tapi yang jelas sejak kemunculan ZenFone 3, nama ASUS tidak lagi identik dengan harga terjangkau. Tidak salah memang, ini disebabkan karena ASUS sudah tidak lagi menggunakan chipset Intel pada lini ZenFone 3 series.
Smartphone terakhir ASUS yang menggunakan chipset Intel adalah ZenFone 2, dimana harganya memang masih terjangkau. Tapi seiring dengan “pensiunnya” Intel dari ranah chipset smartphone, ASUS pun beralih bermitra dengan Qualcomm dan MediaTek.
Qualcomm dan MediaTek memang berbeda dari Intel. Mereka tidak lagi memerlukan promosi karena chipset buatannya sudah banyak digunakan produsen smartphone. Karena itulah keduanya tidak menerapkan sistem subsidi seperti halnya Intel. Inilah penyebab harga ASUS seolah “tidak murah lagi”.
Benarkah tidak murah?
Sebenarnya kalau dipikir-pikir, harga smartphone ASUS itu tidak benar-benar mahal, tapi memang tidak bisa dibilang murah seperti dulu. Untuk menyiasatinya, ASUS menempuh strategi merilis banyak varian smartphone, mulai harga Rp1 jutaan, Rp2 jutaan, Rp3 jutaan, Rp 4 jutaan, hingga yang termahal lebih dari Rp10 juta (ZenFone AR).
Jadi kalau harga smartphone ASUS dicap tidak murah lagi, rasanya kurang tepat. Toh ada varian ZenFone GO atau ZenFone Live yang super terjangkau serta ada ZenFone Max yang masih ramah kantong. Tapi meski begitu, tetap saja ada yang beranggapan harga smartphone ASUS sudah mahal.
Oke, mari kita renungkan lagi. Harga smartphone ASUS yang terkesan mahal ini sebenarnya adalah efek samping dari menjamurnya smartphone Cina yang memang diciptakan untuk merusak harga pasar. Tapi bukan cuma murah, rata-rata smartphone Cina saat ini juga menawarkan kualitas setara merek-merek ternama.
Dan yang paling terasa membuat harga smartphone ASUS seolah mahal tentu saja adalah Xiaomi. Smartphone Cina yang satu ini sangat piawai menciptakan smartphone berkualitas, ngebut, tapi terjangkau. Mau tidak mau, orang pun jadi membandingkan harga smartphone ASUS dengan Xiaomi.
Apalagi banyak yang menyangka kalau ASUS itu adalah smartphone Cina. Pada kenyataannya, ASUS adalah merek Taiwan, bukan Cina. Dengan harga murah yang ditawarkan smartphone Cina, sebenarnya bukan cuma ASUS yang kena imbasnya. Merek-merek lain pun juga terkena dampaknya.
Jadi dapat kami simpulkan kalau harga smartphone ASUS saat ini bukan mahal, tapi lebih tepatnya disesuaikan karena mereka tidak lagi menggunakan chipset Intel. Nah, adapun yang membuatnya seolah terasa mahal adalah serbuan smartphone Cina murah meriah seperti Xiaomi, Meizu, LeEco, dan sejenisnya.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?