Hardware apa yang harus Anda utamakan ketika membeli smartphone Android? Prosesor? Tepat! Pada sebuah perangkat komputasi, baik itu desktop PC, notebook, maupun smartphone, prosesor memiliki peranan penting terhadap performa yang dihasilkan.
Tapi tunggu dulu. Ternyata, hal ini hanya berlaku untuk perangkat (smartphone) high-end saja. Khusus pada smartphone Android entry-level atau low-end, peran storage atau media penyimpanan ternyata lebih penting dari hardware lainnya, termasuk prosesor. Mengapa demikian?
Prosesor penting, storage lebih penting
Apa pun prosesor yang digunakan pada smartphone low-end, bahkan prosesor single-core sekali pun, masih mampu menjalankan beragam aplikasi yang di-install. Begitu pun dengan kapasitas RAM. Meski hanya memiliki RAM 512 MB, smartphone low-end tetap bisa menjalankan aplikasi yang di-install, meski sering terasa lag atau tersendat.
Namun ketika dihadapkan dengan kapasitas storage yang terbatas, praktis Anda tak akan bisa meng-install banyak aplikasi sehingga smartphone jadi terasa tak berguna. Jangankan game, meng-install aplikasi media sosial atau pengolah foto saja tidak bisa dilakukan jika storage internal sudah tiris. Hal ini tentunya akan sangat menjengkelkan bukan?
Tidak semua apps bisa di-install di microSD
Jika Anda beranggapan kapasitas storage internal smartphone tidak begitu penting karena mengira bisa meng-install aplikasi di dalam microSD, Anda salah paham. Pada smartphone dengan sistem operasi Android 4.0 ke atas, tidak semua aplikasi bisa di-install di dalam microSD.
Aplikasi-aplikasi tertentu seperti Google Plus, YouTube, Hangouts, Chrome, Facebook, Twitter, WhatsApp, BBM dan sejenisnya tidak akan bisa di-install di microSD. Pasalnya, semua aplikasi tersebut adalah aplikasi pokok yang akan langsung berjalan sejak smartphone pertama kali dinyalakan. Jadi, sistem akan memaksa Anda untuk meng-installnya di storage internal smartphone agar bisa langsung berjalan optimal tanpa membutuhkan proses load dari microSD.
Storage terbagi dua: phone storage dan system storage
Khusus pada smartphone low-end atau entry-level, storage internal smartphone biasanya dibagi menjadi dua bagian. Anda harus memahami hal ini agar tidak “tertipu” dengan kapasitas storage yang ditawarkan. Sebab, banyak smartphone yang diklaim memiliki storage 4 GB, namun kenyataannya tidak bisa di-install banyak aplikasi.
Biasanya, storage pada smartphone low-end dibagi menjadi dua bagian, yaitu phone storage dan system storage. Phone storage hanya bisa digunakan untuk menyimpan data non-aplikasi seperti foto, musik, atau video. Sementara system storage hanya bisa digunakan untuk meng-install aplikasi. Jika kapasitas system storage yang disediakan kurang dari 2 GB, Anda harus ikhlas apabila tidak bisa banyak meng-install aplikasi dan game besar.
Anda bisa melihat detail kapasitas storage smartphone dari menu settings, lalu pilih menu storage. Dari situ, Anda bisa mengetahui apakah storage smartphone yang Anda gunakan dibagi menjadi dua bagian atau tidak. Storage yang hanya terdiri dari satu bagian tentu lebih baik, karena artinya Anda bebas meng-install aplikasi dengan kapasitas yang lega tanpa terbagi-bagi.
Cek menggunakan CPU-z
Kami sarankan, sebelum Anda membeli smartphone low-end atau entry-level, pastikan untuk mengecek kapasitas storage-nya terlebih dahulu. Banyak smartphone yang memiliki storage 4 GB, namun ternyata tak seluruh kapasitasnya bisa digunakan untuk meng-install aplikasi karena terbagi menjadi dua bagian seperti yang kami jelaskan pada poin ketiga.
Untuk itu, Anda bisa melihat kapasitas storage yang sesungguhnya menggunakan aplikasi CPU-Z yang bisa Anda install dari Google Play secara gratis. Setelah install, jalankan aplikasi ini dan Anda langsung bisa melihat kapasitas storage yang sesungguhnya seperti gambar di atas. Dengan begitu, Anda tak akan merasa “tertipu” lagi karena bisa langsung mengetahui kapasitas yang sebenarnya. Ingat, hal ini penting untuk dilakukan!
Bisa install apps di microSD, asal…
Ya, betul sekali. Anda sebenarnya bisa mengakali untuk dapat meng-install aplikasi secara default di microSD. Tapi, Anda harus melakukan root terlebih dahulu. Setelah proses root berhasil dilakukan, Anda pun masih harus meng-install aplikasi tambahan lagi, seperti Lucky Patcher atau App 2 SD.
Untuk melakukan hal ini, Anda membutuhkan kemampuan untuk bisa melakukan root. Selain itu, langkah mengerjakannya pun terkadang tidak sesederhana yang dibayangkan. Belum lagi, aplikasi pendukung yang dibutuhkan seperti Lucky Patcher atau App 2 SD seringkali crash atau tidak berjalan sempurna.
Kesimpulan
Jika Anda tidak mau repot melakukan root untuk mengakali agar bisa meng-install aplikasi di microSD, ada baiknya sedia payung sebelum hujan. Maksudnya, ada baiknya Anda mengecek terlebih dahulu, apakah smartphone yang hendak Anda beli memiliki kapasitas storage yang mencukupi atau tidak.
Bila storage dari smartphone yang akan Anda beli terbagi menjadi dua bagian, dan system storage yang tersedia kurang dari 2 GB, kami sarankan agar Anda memilih smartphone tipe lain yang memiliki kapasitas lebih lega agar Anda bisa meng-install banyak aplikasi sekaligus.
Dengan storage kurang dari 2 GB, Anda tak akan bisa melakukan banyak hal sehingga smartphone menjadi tidak berguna. Jadi, buat apa prosesor bagus kalau tidak bisa install aplikasi?
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?