Tantangan WFH di Indonesia
Meski 84% UKM di Indonesia menyatakan siap dengan WFH dan telah menyediakan perangkat serta dukungan terhadap karyawannya, kurangnya jaringan internet yang memadai serta masalah pada pemilihan perangkat yang kurang memadai merupakan tantangan baru yang harus dihadapi oleh UKM.
Kedua permasalahan tersebut membuat pelaku bisnis UKM banyak melakukan investasi dalam pengadaan perangkat yang membantu karyawannya untuk lebih produktif saat melakukan WFH. Meski demikian, sistem dan infrastruktur IT yang masih tertinggal serta tingginya harga yang harus dibayarkan menimbulkan tantangan lainnya.
Berikut beberapa poin lain yang diungkapkan dalam survey IDC untuk ekosistem UKM di Indonesia:
- Indonesia memiliki proporsi besar dalam hal penggunaan perangkat pribadi untuk WFH (35%).
- Sebagian besar pelaku bisnis UKM di Indonesia (62%) mengatakan laptop perusahaan akan diganti ketika teknologi dan fitur baru benar-benar menjamin adanya peningkatan.
- Sebanyak 84% pelaku bisnis UKM di Indonesia menyediakan perangkat standar untuk bekerja kepada karyawannya, namun tidak memperbolehkan karyawan untuk memilih perangkat yang ingin mereka gunakan.
- Bertolak belakang dengan hal tersebut, sebanyak 70% persen karyawan di Indonesia ingin memilih perangkatnya sendiri untuk bekerja. Fokus perusahaan yang seringkali terdapat pada faktor harga seringkali bertentangan dengan fokus karyawan yang mementingkan fungsi serta fitur sehingga pada akhirnya produktivitas karyawan menjadi menurun. Memiliki perangkat yang tepat untuk bekerja di era digital seperti saat ini memang telah menjadi semakin penting dari sebelumnya.
- Sebanyak 68% pelaku bisnis UKM mengatakan akan meningkatkan investasi pada laptop di tahun 2022.
- Sebanyak 62% pemilik bisnis UKM di Indonesia lebih menginginkan pengadaan laptop melalui model sewa. Angka tersebut lebih rendah dari angka rata-rata di Asia Pasifik yaitu 70%.
- 78% pelaku dan karyawan UKM di Indonesia melakukan video conference melalui laptop dan masih menggunakan kamera serta mikrofon built-in, lebih tinggi dari angka rata-rata di Asia Pasifik yaitu 74%. Artinya, pelaku UKM di Indonesia lebih memilih laptop dengan kualitas webcam dan mikrofon yang lebih baik.
Saran IDC
Berdasarkan berbagai temuan dari survey tersebut, IDC juga menemukan fakta lainnya bahwa memberikan karyawan perangkat terkini dapat mendukung kegiatan mereka untuk bekerja dari rumah, dari kantor, maupun keduanya lebih optimal.
Juga dikatakan bahwa hal tersebut tidak hanya akan memberikan peningkatan yang signifikan dalam hal produktivitas dan pengalaman karyawan, tetapi juga akan membuat organisasi memiliki keunggulan dibandingkan kompetitor dan lebih dapat menarik perhatian bagi talenta baru yang memiliki banyak potensi.
IDC juga menyarankan para pelaku UKM di Indonesia untuk memberlakukan kebijakan implementasi teknologi berikut ini:
- Mengikutsertakan laptop dalam kontrak kerja karyawan, memberikan karyawan kebebasan untuk memilih laptop dan meninggalkan kebijakan standarisasi lama yang sangat tidak fleksibel.
- Memastikan karyawan memiliki perangkat yang tepat untuk bekerja. Hindari strategi “one-size-fits-all” dan mulai mengadopsi pendekatan secara personal saat menawarkan perangkat komputasi kepada karyawan dengan cara membuat mereka untuk memilih perangkatnya sendiri atau berdasarkan keperluan komputasinya. Hal tersebut akan membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
- Perbarui laptop lebih dini untuk meningkatkan pengalaman karyawan. Periode pembaruan laptop yang lebih pendek akan membantu perusahaan untuk mengikuti kebutuhan karyawan, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi mereka.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?