TikTok memprediksi konsep Shoppertainment atau belanja sambil mencari hiburan akan merajai tren pemasaran selama periode festival belanja atau Mega Sales. Tren ini hadir dari hasil insight tentang perilaku pengguna TikTok di Indonesia dalam berbelanja, khususnya selama masa tersebut.
Insight dari TikTok ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi brand dan e-commerce untuk merangkul lebih banyak pelanggan selama periode Mega Sales, melalui platform video singkat. Periode Mega Sales tahun ini sendiri masih berlangsung di tengah kondisi pandemi dengan berbagai dampaknya.
“Kondisi ini sangat menantang bagi para brand dan e-commerce untuk melihat kembali strategi yang mereka gunakan untuk menjangkau pelanggan. Strategi pemasaran di platform digital pun perlu menunjukkan bagaimana brand mengadaptasi perubahan tren,” kata Wiwy Sasongko, Executive Director, Retailer Vertical, NielsenIQ Indonesia.
TikTok, sebagai platform inklusif untuk pengguna individual dan brand, melihat bagaimana cara pengguna berinteraksi dengan brand dan berbelanja. Dari interaksi antara brand dan pengguna TikTok yang menghibur dan kreatif ini mulai terlihat.
Konsep Shoppertainment, yaitu strategi pemasaran yang menggabungkan aktivitas belanja, hiburan, dan penemuan konten atau informasi baru, bisa menjadi ramuan yang cocok untuk merangkul pelanggan pada masa Mega Sales di tengah kondisi pandemi seperti saat ini
Prediksi tren Shoppertainment ini ditarik dari berbagai hasil survei terhadap ratusan pengguna TikTok di Indonesia yang berkaitan dengan perilaku belanja, termasuk bagaimana 1 dari 2 pengguna berbelanja sesuatu dan merasa terhibur dengan hal tersebut.
Khusus menyambut Mega Sales, 78% dari responden tidak sabar menantikan periode ini segera tiba untuk mereka berbelanja. Sementara, 66% sudah mulai melakukan perbandingan harga untuk produk incaran mereka, sebagai persiapan menuju Mega Sales.
Antusiasme pengguna TikTok terhadap periode Mega Sales tidak hanya berlaku untuk brand besar atau yang sudah dikenal, tapi juga bisa dimanfaatkan oleh brand baru. Sebanyak 80% responden merasa senang karena menemukan konten baru di TikTok.
Sedangkan sebanyak 78% dari responden justru membeli produk dari brand baru atau brand berbeda dari yang mereka sering gunakan. Bahkan sebanyak 55% dari responden kerap melakukan pembelian spontan, meskipun sudah mempersiapkan daftar belanja.
Interaksi kreatif antara brand dan pengguna TikTok juga terlihat dari sejumlah konten di tagar #RacunInTikTok dan #GaraGaraTikTok yang meraih total views lebih dari 3,5 miliar di TikTok. Jumlah tersebut memperlihatkan potensi konten TikTok sebagai cara baru bagi masyarakat untuk mencari rekomendasi berbelanja.
“Berangkat dari misi TikTok untuk membagikan kebahagiaan, secara alami, pengguna hadir di TikTok untuk mencari hiburan ataupun saling memberikan semangat. Tentu saja, hal ini perlu diperhatikan oleh para brand agar tetap hadir di sisi konsumen di saat ini,” ucap Sitaresti Astarini, Head of Business Marketing, TikTok Indonesia.
Lebih lanjut Sitaresti menambahkan bahwa melalui konten yang positif, informatif, serta menghibur – sesuai dengan ciri khas TikTok. Konsep Shoppertainment di TikTok hadir untuk memberikan kesempatan bagi para brand untuk dapat memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi konsumen.
TikTok memungkinkan brand untuk lebih dekat dan terkoneksi dengan pengguna, sehingga periode Mega Sales menjadi lebih menyenangkan dan menghibur. Brand dapat melakukan pemasaran dengan konsep Shoppertainment di TikTok melalui berbagai fitur kreatif, seperti Branded Effects, Hashtag Challenges, dan Livestreams.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?