Sambut Tahun 2018, Samsung Garap Galaxy A8+

Updated 04 Dec, 2017, 10:43am

Tahun 2017 sudah menginjak bulan Desember. Artinya, kita sebentar lagi akan memasuki tahun 2018. Berbicara persiapan produsen smartphone di tahun 2018, tentu saja mereka sudah ambil ancang-ancang untuk mengatur strategi terbaik guna menghasilkan perangkat yang juga terbaik.

Salah satu produsen smartphone yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan perangkat terbaik di tahun 2018 adalah Samsung. Bocoran terbaru, produsen smartphone asal Korea Selatan ini kabarnya sedang menggarap Galaxy A8 Plus (akan ditulis Samsung Galaxy A8+).

Rumor lainnya menyebutkan, Galaxy A8+ ini adalah penerus dari Galaxy A7 (2017) yang tadinya akan dinamakan Galaxy A7 (2018). Sayangnya, belum ada informasi yang jelas mengapa Samsung akhirnya mengubah penamaan perangkatnya tersebut.

Lantas, seperti desain Galaxy A8+ ini? Dari bocoran gambar yang merebak di dunia maya, Samsung akan mengemas Galaxy A8+ dengan bagian kiri dan kanannya memiliki bezel yang tipis. Sedangkan pada bagian jidat dan dagunya memiliki bezel yang hampir mirip dengan Galaxy S8.

Disebutkan, smartphone ini juga bakal mengusung layar Infinity Display dengan aspek rasio 18,5:9. Sangat jelas, aspek rasio yang dimiliki smartphone ini akan berbeda dengan kebanyakan smartphone Android pada umumnya yang hanya 18:9.

Meskipun sudah mengusung Infinity Display, Galaxy A8+ yang memiliki nomor model pengembangan SM-A730F hanya akan mengadopsi teknologi layar Super AMOLED. Teknologi layar ini sama seperti yang diadopsi oleh Galaxy S8 Active.

Pada bagian depan, Samsung menyematkan dual-camera selfie dan digadang-gadang memiliki kemampuan menciptakan foto selfie bokeh secara instan. Samsung pun tidak akan memuat tombol fisik Home di depan, oleh karena itu sensor fingerprint diletakkan di bagian belakang perangkat.

Berbicara soal pemasaran, Samsung juga dikabarkan akan memasarkan Galaxy A8+ secara terbatas di negara-negara yang memiliki potensial tinggi. Gosipnya, Galaxy A8+ hanya akan tersedia di Jerman, Polandia, dan Rusia untuk kawasan Eropa.