Maraknya telemedicine di masa disrupsi digital seperti saat ini, menemukan dokter yang tepat terasa cukup menantang. Hal ini bukan tanpa alasan, karena banyaknya pilihan yang tersedia dari sekian banyaknya platform telemedicine yang ada Indonesia.
Bahkan saat bertemu tatap mata, menemukan diagnosis yang tepat akan sulit jika pasien tidak terbuka dalam menjawab pertanyaan anamnesis dokter. Inilah sebabnya Alodokter menilai perlunya sebuah informasi guna memperkenalkan salah satu dokter terbaiknya.
Seperti dr. Helena Sunarja, SpOG, salah satu dokter di dalam aplikasi Alodokter dan anggota komunitas Alomedika yang berhasil mendapatkan review bintang 5 dari lebih dari 10 ribu pengguna Aldodokter. Hal ini karena penanganan dr. Helena Sunarja, SpOG yang disukai para pasien.
Semenjak bergabung dengan Alodokter di tahun 2019 silam, dr. Helena Sunarja, SpOG atau yang akrab dengan panggilan dr. Helena, selalu memprioritaskan empati ketika berbicara dengan pasiennya lewat fitur chat yang tersedia di dalam aplikasi Alodokter.
Menurutnya, penerapan konsultasi online dan offline itu sama saja, kuncinya ada di komunikasi antara dokter dan pasien. Apa yang dikomunikasikan oleh dokter akan lebih mudah diterima dan dicerna oleh pasien jika dokter menggunakan empati dalam berkomunikasi.
Dengan adanya telemedicine, dr. Helena menemukan bahwa pasien lebih nyaman untuk menjawab pertanyaan sensitif daripada saat bertemu tatap mata. Topik sensitif yang biasanya membuat pasien tidak nyaman bukan lagi sebuah hambatan bagi dr. Helena dalam memberikan diagnosis.
Menurutnya, fitur anonimitas yang ada pada fitur chat dengan dokter berperan besar dalam perubahan perilaku pasien. Selain itu, dr. Helena juga menegaskan bahwa telemedicine sangat membantu komunikasi yang lebih baik antara dokter dengan pasien.
“Telemedicine sangat membantu komunikasi antara kami [dokter] dengan pasien dengan pesat. Saat pasien ada keluhan, mereka sebatas tinggal kirim foto, lalu kami analisa dan berikan diagnosis. Karena sama-sama anonim dan tidak tatap muka, mereka jadi merasa lebih nyaman,” ujar dr. Helena.
Meskipun mengantarkan diagnosis kepada pasien lewat telemedicine lebih menantang, hal ini tidak mematahkan semangat dr. Helena. Dengan memilih pertanyaan yang tepat saat anamnesis pasien, hal ini sudah membantu dirinya dalam menganalisa penyakit dan diagnosis pasien sebanyak 80%.
Walau ada beberapa faktor penting yang hanya tersedia dalam pemeriksaan secara langsung, telemedicine telah membuka jalur untuk dr. Helena bisa membantu para pasien yang sebelumnya tidak memiliki akses yang mudah kepada layanan kesehatan.
Seperti dikatakan Suci Arumsari, Co-Founder & Presdir Alodokter bahwa dr. Helena telah membuktikan medical expert dari dokter spesialis di era digital malah semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dari review excellent yang diberikan pasien kepada dokter, padahal konsultasi dilakukan tanpa tatap muka.
“Alodokter berharap masyarakat bisa menemukan dokter spesialis yang tepat untuk mereka lewat fitur chat Alodokter. Saat ini pemahaman medis seorang dokter serta pengalaman memahami arah kebijakan yang diambil, harus dilengkapi dengan kemampuaan komunikasi yang mumpuni,” jelas Suci.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?