POCO sukses menggelar acara POCO Partners Southeast Asia Forum 2023 pada tanggal 21 Agustus lalu di Bangkok. Para pakar industri dari seluruh kemitraan bisnis POCO berkumpul dengan media regional dan lokal untuk mengeksplorasi perubahan lingkungan konsumen yang berubah dengan cepat.
Hadir dalam acara tersebut Quanxin Wang, General Manager Xiaomi Southeast Asia; Anne Wang, Head of Marketing POCO Global dan Angus Ng, Head of Product Marketing POCO Global, yang bergabung dengan para petinggi dari Lazada, MediaTek, PUBG, Shopee dan TikTok Shop.
Mereka yang hadir mendiskusikan tren perkembangan teknologi dan wawasan berbasis data di pasar e-commerce, game, chipset, dan smartphone di negara-negara Asia Tenggara. Tak hanya itu, forum tersebut juga merilis hasil survei terbaru.
Disebutkan dalam survei tersebut bagaimana smartphone menjadi sangat penting dalam kehidupan anak-anak. Sekitar 50% responden mengalami peningkatan yang signifikan dalam jumlah waktu dan aktivitas yang dihabiskan dengan perangkat genggamnya.
Smartphone sebagai “Pusat” Hiburan yang Baru
Survei yang dilakukan mencakup 2.500 konsumen dengan menargetkan Gen Z dan Milenial di lima pasar Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam menyebutkan bahwa mereka setidaknya sebulan sekali bermain game di perangkat seluler.
Studi tersebut menunjukkan, bahwa hal ini dipicu oleh pandemi yang terjadi sebelumnya. Smartphone yang ada di tangan mereka telah menjadi pusat hiburan yang baru. Selain itu, studi tersebut juga mencatat bahwa aktivitas penggunaan smartphone pada anak muda di Asia Tenggara meningkat drastis.
Selama 3 tahun terakhir, anak muda di Asia Tenggara menggunakan smartphone untuk bermain game (53%), belanja online (51%) dan aktivitas streaming video (48%). Sementara, hiburan seperti menonton video (81%) dan bermain game online (60%) menduduki peringkat tertinggi dalam aktivitas harian.
Hanya lebih dari setengah (56%) yang menggunakan smartphone untuk panggilan telepon dan kurang dari setengahnya (47%) untuk mengambil foto dan video. Data lainnya, aktivitas mobile yang dilakukan sepanjang minggu, hampir 9 dari 10 orang bermain game (87%), sementara aktivitas memotret atau merekam video mengalami peningkatan (80%).
Angus Ng menyatakan antusiasmenya terhadap peluang yang diberikan POCO, khususnya dalam memposisikan brand POCO yang terus fokus pada kebutuhan pasar tertentu dan bekerja sama dengan banyak mitra untuk menyesuaikan penawaran produk mereka ke pasaran.
“Tujuan POCO mengarahkan ke arah yang baru. Karena itu, POCO berkonsentrasi pada elemen-elemen penting dalam gaming, sebuah tren yang sedang naik daun di Asia Tenggara. POCO juga menyempurnakan setiap segmen antara harga dan produk, dengan menargetkan kebutuhan dan preferensi unik dari generasi muda di wilayah ini,” ujar Angus.”
Gen-Z, Generasi yang Mengutamakan Smartphone
Sebagai generasi yang mengutamakan smartphone, Gen Z menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas mobile. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu per minggu dibandingkan dengan generasi Milenial untuk semua aktivitas hiburan online.
Dalam waktu dekat, sekitar empat dari setiap sepuluh orang juga menyatakan kemungkinan untuk meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan setiap hari untuk aktivitas berbasis seluler, dengan media sosial (53%), menjelajahi internet (56%), dan tugas-tugas yang berhubungan dengan pekerjaan.
Memang, dengan perubahan dalam kerja fleksibel pasca pandemi, penggunaan perangkat seluler untuk pekerjaan dan bisnis dipandang sebagai area signifikan dengan pertumbuhan tertinggi di masa depan (59%). Begitu juga dengan aktivitas hiburan yang terus tumbuh.
Forum ini juga mencatat bahwa pertumbuhan aktivitas hiburan akan terus berlanjut. Tercatat, dengan sekitar empat dari sepuluh responden mengantisipasi untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain game, streaming video, dan berbelanja online.
“Untuk smartphone yang dirancang untuk Gen Z, menurut saya, semuanya harus mulus. Gen Z terbiasa menggunakan perangkat mobile dan mereka menginginkan smartphone yang membuat segala sesuatu menjadi mudah secara online,” ujar Liang Shuang, Head of Shopee Regional Electronic Cluster.
Tony Yuan, Senior Vice President di mitra POCO, Lazada, salah satu operator e-commerce terbesar di Asia Tenggara, mencatat bahwa kebiasaan berselancar di dunia maya dari generasi muda, termasuk peningkatan interaksi dan ketergantungan pada ulasan dan komentar online, memberikan peluang yang menarik dan tantangan yang rumit.
“Meskipun perilaku ini menawarkan jalan baru untuk keterlibatan konsumen, hal ini juga mempersulit penciptaan dan pengukuran pengalaman konsumen. Lazada menyadari pentingnya untuk tetap menjadi yang terdepan dalam lingkungan yang dinamis ini,” ujar Tony Yuan.
Smartphone Kelas Menengah Tengah Naik Daun
Dengan adanya pergeseran tren penggunaan ini, konsumen juga mempertimbangkan kembali pilihan perangkat seluler mereka. Mayoritas besar setuju bahwa, dibandingkan dengan lima tahun yang lalu, mereka sekarang lebih memilih smartphone merek kelas menengah.
Lebih dari tiga perempat (76% sangat/agak setuju) setuju, dan lebih dari sepertiga (37%) sangat setuju, bahwa mereka sekarang lebih memilih smartphone kelas menengah. Preferensi ini didorong oleh meningkatnya kepercayaan diri pada merek-merek kelas menengah (79%).
Kepercayaan diri yang meningkat ini berpusat pada faktor pendorong preferensi setiap konsumen, termasuk biaya yang mudah mereka jangkau (57%), keseimbangan antara harga dan kinerja (57%), serta memenuhi kebutuhan mereka akan smartphone tanpa perlu fitur yang berlebihan (50%).
Dengan hampir setengah (46%) responden di Asia Tenggara berniat mengganti smartphone mereka saat ini sebelum akhir tahun 2024, keterjangkauan harga merupakan faktor utama yang mendorong anak muda untuk beralih ke brand kelas menengah bagi hampir setengah dari responden (42%).
Dengan kinerja yang ditingkatkan dari prosesor yang lebih cepat, daya tahan baterai yang lebih lama, dan kapasitas penyimpanan yang lebih besar menjadi pertimbangan utama bagi konsumen Gen Z dan Milenial, semua faktor tersebut merupakan atribut yang kuat untuk perangkat seluler kelas menengah.
Chunyan See, Country Sales Manager, Thailand, MediaTek, menjelaskan bahwa mendesain, mempelajari, membuat, dan mengintegrasikan sebuah chip membutuhkan waktu tiga tahun, yang melibatkan penelitian, pengembangan, dan kolaborasi yang ekstensif.
“Kami memastikan efisiensi daya dan kinerja desain sesuai dengan keinginan pelanggan dan komitmen berkelanjutan terhadap inovasi. Ini artinya MediaTek terlibat dalam proses berkelanjutan yang mengharuskan mereka merilis chipset baru setiap tahun,” ujar Chunyan See.
Kemampuan dan kinerja gaming merupakan faktor kunci dalam keputusan pembelian smartphone baru berikutnya, dengan 44% dari mereka yang disurvei menyatakan bahwa hal tersebut merupakan faktor yang “sangat penting” dan 36% lainnya menyatakan “cukup penting”.
Penekanan dari mereka yang disurvei menginginkan daya tahan baterai yang tahan lama chipset dengan kinerja yang tinggi, dan kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Jelas, itu semua tentunya sebagian besar didorong oleh pertimbangan perangkat tersebut digunakan untuk bermain game.
“Kesimpulan keseluruhan dari forum ini bahwa Gen Z dan Millenial menginginkan smartphone gaming yang diimbangi dengan harga terjangkau menjadi agenda utama. Ini mengubah permainan konsumen dalam memperluas lapangan bagi brand dan peluang baru yang menarik bagi POCO,” pungkas Angus.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?