Inovasi dalam industri cryptocurrency berbasis teknologi blockchain terus berkembang, salah satunya Web3. Ini adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web. Dalam era Web3, internet yang bergerak dengan sistem desentralisasi di mana pemain besar dunia maya tidak dapat mendominasi dan memonopoli.
Pada Finfolk Conference 2022, bertemakan Building The Bridge Between Web2 & Web3 yang digelar secara offline pada 17 November 2022 lalu di Kota Kasablanka, Timothius Martin, Chief Marketing Officer PINTU mengatakan bahwa dunia Web3 masih sangat baru. Karena itu, fokusnya harus kepada edukasi dan bagaimana Web3 mudah diakses.
“Pengalaman saya mengakses Web3 saat ini masih cukup rumit dengan banyaknya step-step yang perlu dilewati. Jadi, terlalu complicated untuk pengguna baru. Padahal Web3 bisa memberikan benefit yang besar dan berpotensi merevolusikan berbagai industri,” ujar Timo.
Ditambahkan oleh Timo bahwa salah satu industri yang direvolusi oleh Web3 adalah gaming. Apalagi, saat ini jumlah gamers di Indonesia sangat banyak mencapai ratusan juta orang. Pengaplikasian Web3 tidak hanya sekadar mengajak gamer bermain, tetapi juga bisa meraih penghasilan.
Berdasarkan data dari Statista disebutkan bahwa jumlah pengguna di industri game di Indonesia diproyeksikan akan mencapai 126,4 juta pada tahun 2027. Sementara itu, revenue yang bisa dihasilkan dari industri ini dapat mencapai US$ 1.069 di tahun 2022.
“Kehadiran Web3 dapat merevolusi ekonomi digital di masa depan. Contohnya, di industri gaming, para gamer tidak hanya menghabiskan uang, tetapi juga bisa menghasilkan penghasilan dalam bentuk crypto ataupun NFT yang memiliki nilai tinggi,” ujar Timo.
Ditambahkan oleh Timo, industri lainnya yang ikut terdampak adalah seni. Mereka tidak hanya menunjukkan karyanya, tetapi juga dapat dengan mudah menjual hasil karyanya. Jadi Web3 banyak sekali membuka kesempatan untuk para kreator menjadi besar dan meraih sumber pendapatan baru.
Finfolk Conference 2022 sendiri sukses digelar selama dua hari, 17 & 18 November 2022. Acara tersebut mengusung tema besar ‘The Winter Money’, yang bertujuan membantu investor dan anak muda Indonesia menghadapi New Economy yang menakutkan dengan cara yang lebih percaya diri.
Konferensi ini dihadiri lebih dari 2.000 peserta dan diisi lebih dari 30 pakar yang berasal dari Top Disrupting Industry in Indonesia. Diharapkan melalui konferensi ini para peserta bisa memahami lebih banyak tentang investasi dan menghadapi ‘musim dingin’ dengan perlengkapan yang tepat.
“Kami mengapresiasi inisiatif kegiatan Finfolk Conference 2022. Seiring meningkatnya penetrasi aset crypto, blockchain, hingga Web3 harus diimbangi dengan edukasi yang baik agar pertumbuhan ini dapat berjalan dengan positif dan memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia,” tutup Timo.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?