PT Pintu Kemana Saja atau yang dikenal dengan brand PINTU, platform jual beli dan investasi aset crypto hadir dalam acara Coinfest Asia. Ini adalah festival crypto terbesar di Indonesia dan aplikasi PINTU juga hadir sebagai Platinum Sponsor dalam acara tersebut.
Pada acara pembukaan, Founder & CEO PINTU Jeth Soetoyo hadir sebagai pembicara dengan tema “Is Indonesia the Crypto Sleeping Giant in Asia?”. Hadir juga dalam acara pembukaan tersebut adalah Kepala Bappebti Tirta Senjaya, Ketua Kadin Yos Ginting, Indodax, dan dimoderatori Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia Asih Karnengsih.
“Sesuai tema yang diangkat, Indonesia dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia menjadi sangat menarik untuk perkembangan crypto. Salah satunya jika berbicara tentang regulasi, Indonesia terdepan dibandingkan dengan negara-negara lainnya,” ujar Jeth.
Ditambahkan oleh Jeth bahwa di Cina ada larangan aktivitas crypto. Selain itu, di India ada penerapan pajak yang begitu tinggi. Sementara, di Indonesia justru sinergi dari pelaku usaha dan inisiatif dari Bappebti terjalin sangat baik sehingga pertumbuhan crypto sangat pesat.
Hal senada juga diucapkan oleh Tirta Senjaya dan ia turut menjelaskan lebih lanjut tentang regulasi. Dikatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang membuat regulasi terkait dengan transaksi aset crypto seperti regulasi, pajak, anti-money laundry, travel rule, cbdc, hingga nantinya mengenai stablecoin.
“Pemerintah juga sudah mengatur secara baik ekosistem perdagangan crypto, kliring, kustodian, dan sebentar lagi pembentukan bursa crypto. Seluruh aturan tersebut tujuannya untuk melindungi konsumen. Kami terus melengkapi, mengevaluasi, dan menambahkan berbagai syarat untuk melindungi konsumen,” ucap Tirta.
Adopsi crypto di Indonesia semakin masif, berdasarkan data Finder Crypto Adoption Agustus 2022 yang melakukan survei ke 217.947 orang di 26 negara, disebutkan bahwa kepemilikan aset crypto orang Indonesia mencapai 29,8 juta dengan persentase tingkat kepemilikan di Indonesia mencapai 16% atau lebih tinggi dari rata-rata global 15 persen.
“Penting kita pahami, crypto hanya salah satu pemanfaatan teknologi blockchain yang kebetulan menjadi fokus perhatian semua orang. Hal ini karena nilai transaksinya besar dan partisipasi ekosistem didominasi oleh investasi karena ada opportunity untuk mendapatkan keuntungan,” ujar Yos Ginting, Ketua Kadin.
Ditambahkan oleh Yos bahwa sebenarnya pemanfaatan teknologi blockchain itu sangat luas sekali dan Indonesia memiliki potensi untuk memanfaatkan teknologi blockchain. Indonesia memiliki tools yang sama seperti developer blockchain di seluruh dunia.
Coinfest Asia, festival crypto terbesar di Indonesia sendiri telah selesai diselenggarakan pada 25 – 26 Agustus 2022 lalu yang mengambil lokasi di Café Del Mar Bali. Coinfest Asia dihadiri kurang lebih 1400 partisipan terdiri dari penggiat, pelaku industri, pemerintah, hingga media dari berbagai negara di dunia.
Aplikasi PINTU pada gelaran acara ini menjadi Platinum Sponsor dengan berbagai kegiatan di antaranya Founder & CEO PINTU Jeth Soetoyo menjadi panelis di acara pembuka. PINTU juga membuka booth untuk berbagi informasi mengenai aplikasi PINTU.
“Di balik besarnya potensi market crypto di Indonesia, yang juga menarik adalah para pengusaha atau developer di Indonesia mampu mengembangkan inovasi-inovasi terbaik melalui pemanfaatan teknologi blockchain dengan potential market bukan hanya di Indonesia melainkan global,” pungkas Jeth.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?