Sejak pandemi berlangsung di awal tahun 2020 lalu, sistem pembayaran secara online atau pembayaran seluler menjadi alternatif pembayaran yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Karena transaksi tatap muka banyak berkurang yang otomatis mengurangi penggunaan uang tunai.
Dalam rangka mendukung adopsi penggunaan e-wallet, khususnya untuk para pelaku UMKM, LinkAja sebagai salah satu layanan keuangan digital di Indonesia berkolaborasi dengan DealStreetAsia untuk melakukan riset mengenai penggunaan pembayaran digital seluler Indonesia pada tahun 2022.
Menurut riset e-conomy SEA 2021 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Co., dari tiga merchants di Asia Tenggara mengaku bahwa tanpa kehadiran platform digital, mereka tidak akan mampu mempertahankan operasi usaha selama pandemi.
Dalam riset tersebut, dikatakan bahwa sudah banyak merchants yang merasakan dampak positif dari pengaplikasian platform digital. Maka dari itu, penerapan platform digital, khususnya dari sisi pembayaran, akan semakin marak ditemui pada merchants, tak terkecuali UMKM.
Sementara itu, berdasarkan hasil riset dari ‘Indonesia Mobile Payment Review 2022’ yang dilakukan terhadap para pelaku usaha UMKM yang menjalankan usahanya secara offline, 97% responden yang di survei sudah pernah menggunakan setidaknya satu jasa e-wallet.
Juga tercatat, sebesar 56% dari pengguna e-wallet, baru mulai menggunakan e-wallet untuk pertama kalinya dalam masa pandemi. Dalam hal peningkatan adopsi pembayaran seluler di antara rata-rata orang Indonesia, 76% responden setuju bahwa memiliki e-wallet semakin penting bagi pelaku UMKM.
Temuan riset lainnya memperlihatkan bahwa meskipun uang tunai masih menjadi metode pembayaran utama, namun pembayaran secara digital kian menjadi alternatif pembayaran yang paling populer. Ya! e-wallet menjadi alternatif pembayaran di luar cash yang paling populer di kalangan UMKM.
Hal ini terlihat dari 23% jumlah responden yang mengatakan bahwa mereka melayani transaksi digital melalui e-wallet dari pelanggan mereka setiap hari, yang mana porsi pembayaran melalui transfer bank sebesar 9%, sedangkan porsi pembayaran melalui kartu debit dan tunai sebesar 5%.
Reza Ari Wibowo, Chief of Finance & Strategy Officer LinkAja memaparkan strategi LinkAja untuk tahun 2022 melalui 2-sided business model di sisi B2C atau Customer to Merchant (“C2M”) dan B2B atau Merchant to Merchant (“M2M”), yang akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
“Disisi C2M melalui low cost user dan use-case yang profitable. Sementara, di sisi M2M melalui fokus di rantai pasok digital dan tradisional, terutama di dalam ekosistem BUMN. Di dalam ekosistem tradisional, LinkAja telah melakukan edukasi dan aktivasi terhadap para UMKM,” ujar Reza.
Ditambahkan oleh Reza bahwa pada tahun 2021, LinkAja berhasil mencatatkan peningkatan kinerja QRIS, yakni 600% kenaikan user dan 280% kenaikan merchants. Selain itu, LinkAja juga senantiasa melakukan kolaborasi dengan perusahaan BUMN untuk melakukan digitalisasi.
Digitalisasi yang dilakukan oleh LinkAja berkaitan erat pada rantai pasok ekosistemnya dengan menyediakan layanan keuangan (pembayaran dan pembiayaan), sekaligus menjadi penyedia produk digital bagi pelaku UMKM yang banyak tersebar di Indonesia.
Sebagai contoh, Reza menambahkan bahwa LinkAja telah melakukan digitalisasi terhadap lebih dari 300.000 warung pulsa di ekosistem tradisional Telkomsel. Digitalisasi rantai pasok ini akan direplikasi ke ekosistem BUMN seperti toko bangunan, agen LPG, dan lain-lain.
Sementara itu, Andi Haswidi, Head of Research ASEAN dari DealStreetAsia mengatakan bahwa riset yang dilakukan ini memberikan banyak masukan penting untuk pengadopsian e-wallet lebih luas
lagi di Indonesia terutama di kalangan UMKM.
“Kita dapat melihat potensi adopsi e-wallet sebagai salah satu metode pembayaran para pelaku UMKM tersebut. Selain itu, kita juga dapat melihat apakah penggunaan transaksi e-payment menjadi lebih rutin, serta melihat perkembangan adopsi penggunaan QRIS di LinkAja,” ujar Andi.
Melalui ekosistem layanan transaksi keuangan elektronik yang terintegrasi lengkap, konsistensi dan komitmen LinkAja dalam upayanya untuk #SatukanPotensiIndonesia semakin terealisasi. LinkAja juga optimis dapat memenuhi kebutuhan transaksi digital yang aman dan nyaman bagi pelaku UMKM.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?