Jenius meluncurkan program ‘Jenius Aman’. Program tersebut dihadirkan sebagai bentuk edukasi keamanan digital secara berkelanjutan. Melalui program ini, Jenius ingin semakin meningkatkan literasi masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan data pribadi yang bersifat rahasia, terutama dalam ranah digital.
Seperti dijelaskan oleh Irwan Tisnabudi, Digital Banking Head Bank BTPN bahwa keamanan data dan dana nasabah adalah prioritas di Jenius. Jenius dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis untuk memastikan keamanan bertransaksi dan penyimpanan data.
“Kami juga menggunakan teknologi berstandar internasional, isolasi dan proteksi data berlapis, dan diawasi oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kasus-kasus penipuan yang terjadi pada nasabah Jenius adalah kejahatan siber dengan modus rekayasa sosial (social engineering),” jelas Irwan.
Ditambahkan oleh Irwan, karena itu Jenius dari PT Bank BTPN Tbk, pelopor digital banking di Indonesia meluncurkan program Jenius Aman untuk mengedukasi masyarakat tentang keamanan data pribadi agar dapat terhindar dari kejahatan siber yang terus berkembang.
Sementara, Teguh Aprianto, Cyber Security Researcher & Consultant, menjelaskan bahwa telah terjadi kenaikan kejahatan siber dengan modus rekayasa sosial (social engineering) selama pandemi. Situasi pandemi saat ini secara tidak langsung mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengadopsi teknologi.
“Sayangnya, hal ini diikuti meningkatnya kejahatan siber yang mengintai para pengguna platform digital, salah satunya yang marak terjadi adalah dengan modus social engineering. Karena itu, nasabah juga harus lebih berhati-hati saat menerima telepon, pesan singkat, ataupun pesan lainnya yang mengaku dari pihak bank,” ucap Teguh.
Sejak diluncurkan, Jenius sudah menyediakan fitur keamanan yang mendukung nasabah bertransaksi menggunakan aplikasi Jenius dengan aman. Fitur keamanan tersebut antara lain, yaitu keamanan berlapis berupa Personal Identification Number (PIN), kata sandi atau password dan autentikasi biometrik untuk masuk ke aplikasi Jenius.
Fitur keamanan lainnya yang disematkan adalah pengaturan limit transaksi, pengaturan PIN di setiap kartu debit, notifikasi yang menyeluruh dan dapat disesuaikan, fitur block & unblock kartu debit Jenius langsung melalui aplikasi, dan fitur Jenius Pay yang membantu nasabah bertransaksi online tanpa perlu memasukkan informasi rahasia.
Seiring dengan meningkatnya kasus rekayasa sosial yang terjadi, Jenius menambahkan beberapa langkah keamanan guna memperkecil risiko penyalahgunaan akun Jenius oleh oknum yang tidak bertanggung jawab akibat pengguna yang teperdaya memberikan informasi rahasia, termasuk kode OTP — one-time password.
Penambahan langkah keamanan tersebut mencakup kebijakan satu perangkat yang terhubung, menutup akses log in melalui situs 2secure.jenius.co.id, dan menutup akses unlink device melalui aplikasi/situs dan mengalihkannya ke Jenius Help 1500365 atau Kantor Cabang Sinaya Bank BTPN.
“Layanan perbankan digital mengedepankan nilai kemudahan dan kenyamanan pengguna serta memberikan kontrol sepenuhnya kepada pengguna dalam mengelola akunnya. Tentunya penambahan langkah keamanan ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan dalam menggunakan Jenius, namun juga untuk melindungi pengguna,” jelas Irwan.
Dalam melakukan penambahan keamanan dan edukasi keamanan digital ini, Jenius juga berkokreasi bersama masyarakat digital savvy di Indonesia. Proses kokreasi tersebut salah satunya dilakukan melalui Jenius Study bertajuk Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Data-Data Pribadi yang Bersifat Rahasia.
Studi ini dilaksanakan pada September 2021 yang melibatkan 637 responden berusia 21 hingga 30 tahun. Dalam studi ini ditemukan bahwa hanya 1 dari 10 anggota masyarakat digital savvy yang memahami dan menyadari modus kejahatan siber rekayasa sosial (social engineering).
Lebih lanjut lagi, dalam hasil survei yang sama, ditemukan 7 dari 10 anggota masyarakat digital savvy belum memahami bahwa nama dan tanggal kedaluwarsa yang tertera di kartu debit merupakan informasi rahasia yang sama pentingnya dengan informasi lainnya, seperti PIN, nomor CVV, dan 16 digit kartu.
Dari hasil survei juga ditemukan bahwa dari 10 anggota masyarakat digital savvy, 5 di antaranya pernah dihubungi oknum kejahatan siber, dan 1 dari 5 anggota masyarakat digital savvy tersebut teperdaya memberikan data pribadi melalui WhatsApp call, link, website, dan akun media sosial palsu.
“Dengan melihat temuan dari survei Jenius Study tersebut, kami meluncurkan program Jenius Aman untuk memaksimalkan edukasi serta fitur keamanan di Jenius. Salah satunya yang sudah dijalankan adalah kampanye edukasi #DatamuRahasiamu.
“Kampanye tersebut merupakan sebuah kolaborasi antara Jenius dari Bank BTPN dan beberapa pelaku industri digital lainnya, baik bank maupun nonbank. Selain itu, agar pemahaman masyarakat mengenai keamanan semakin optimal, Jenius juga memperkenalkan kembali laman www.jenius.com/pages/jeniusaman,” tutup Irwan.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?