Sebelum peluncurannya, telah banyak bermuncul bocoran mengenai spesifikasi hardware dan desain iPhone 8. Terlihat smartphone ini akan menggunakan dual-camera yang ditempatkan secara vertikal. Banyak yang mengatakan bahwa estetika desain menjadi buruk karena dual-camera ini ditempatkan pada posisi yang tidak bagus.
Namun ternyata Apple memiliki alasan mengenai penempatan dual-camera secara vertikal ini. Sebelumnya, Tim Cook telah berbicara secara panjang lebar mengenai teknologi Augmented Reality (AR) yang akan tumbuh besar. Nantinya AR akan menjadi teknologi inti untuk semua orang, termasuk pengguna iPhone.
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) merupakan dua teknologi baru yang memiliki banyak potensi pada perangkat mobile apabila dikembangkan dengan baik. Meskipun Tim Cook tidak terlalu antusias terhadap VR, namun dirinya tetap tertarik pada kedua teknologi ini. Mungkin sebagian dari Anda bertanya-tanya apakah penempatan dual-camera secara vertikal memiliki hubungan dengan teknologi AR atau VR?
Sebelum melangkah jauh, mari kita lihat dulu kebiasaan dalam membuat konten video maupun foto menggunakan smartphone. Biasanya kita akan menggunakan format horizontal, baik itu 4:3, 16:9, maupun 2:1 (18:9). Memang mengambil dengan format landscape lebih bagus dibandingkan portrait kalau menyangkut masalah video maupun foto.
Namun bagaimana jika mereka tahu bahwa apabila mengambil secara landscape bisa hasilkan video maupun gambar 3D stereoscopic yang menarik. Jika Apple memiliki rencana serius terhadap AR atau VR, maka tak heran bila iPhone 8 memiliki konfigurasi dual-camera vertikal. Hal ini ditujukan agar memungkinkan pengambilan video atau foto 3D stereo dalam orientasi landscape.
Agar bisa melakukan pemotretan secara 3D maka kita memerlukan dua lensa berdampingan yang bekerja secara bersamaan untuk menciptakan kedalaman sama seperti cara pandang mata manusia. Namun apabila menggunakan dual-camera horizontal pada bagian belakang akan menyulitkan mengambil video atau foto 3D dalam keadaan landscape karena lensa tidak bersebelahan saat mengambil video atau foto secara menyamping.
LG pernah melakukannya dengan merilis Optimus 3D di tahun 2011 dan Nintendo juga melakukannya dengan 3DS. Sayangnya masalah yang seringi dialami adalah bagaimana caranya membatasi efek stereo pada gerakan penggunanya. Meskipun masalah ini bisa ditangani dengan sistem pelacak kepala atau mata, namun teknologinya masih memiliki kekurangan.
Selain itu, ada yang berpendapat juga bahwa Apple sedang bereksperimen dengan teknologi khusus. Faktor internal sepertinya ikut bermain sehingga memerlukan penataan ulang komponen internal iPhone 8. Diyakini bahwa smartphone ini akan memiliki desain layar hampir tanpa bezel dan tidak memiliki tombol home sehingga sensor fingerprint ditempatkan pada layar yang memerlukan penyesuaian desain dengan signifikan.
Bahkan telah muncul desas-desus yang mengatakan bahwa Apple sedangkan mengembangkan teknologi penginderaan 3D, meskipun baru-baru ini dikabarkan oleh Wall Street Journal bahwa teknologi tersebut baru akan hadir pada tahun 2018.
Namun dari semua kemungkinan, tak peduli apakah untuk teknologi VR, AR, atau 3D, apabila Apple benar-benar meluncurkan iPhone 8 dengan dual-camera vertikal maka diperkirakan banyak hal yang dipertimbangkan oleh Apple dibandingkan hanya sekadar ingin tampil beda dengan desain yang unik.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?