Selain membuat produk smartphone yang berkualitas, perusahaan pembuat smartphone juga harus berusaha keras untuk memasarkannya agar produk yang dibuatnya dapat cepat terserap pasar. Untuk itu diperlukan strategi pemasaran yang jitu dan tentunya dana pemasaran yang tidak sedikit jumlahnya.
Begitu juga dengan produsen smartphone raksasa asal Korea Selatan, Samsung, yang ternyata meningkatkan bujet untuk pemasaran mereka pada 2016 silam. Seperti dilansir dari GSMArena, bujet pemasaran mereka pada tahun lalu mencapai US$10,2 miliar (Rp135 triliun), meningkat 24 persen dibanding bujet pemasarannya pada 2015.
Menurut pengamat, besarnya bujet pemasaran yang digelontorkan Samsung terbilang cukup wajar. Kegagalan produk Galaxy Note 7 memang memaksa Samsung untuk lebih gencar melakukan promosi dan pemasaran agar kepercayaan pasar terhadap kualitas produknya kembali lagi.
Tak hanya Samsung yang meningkat budget pemasarannya. LG sebagai pesaing utamanya di Korea Selatan, menghabiskan US$1,6 miliar untuk pemasaran pada 2016, lebih tinggi 15 persen dari tahun sebelumnya. Namun angka ini memang masih jauh di bawah Samsung.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?