AI alias kecerdasan buatan adalah “buzzword” yang selalu muncul pada tahun 2018 lalu terkait dengan bualan para pabrikan smartphone yang meluncurkan produk terbaru. Punya kemampuan AI serupa, kita pun akhirnya kesulitan untuk membedakan dari masing-masing smartphone yang diperkenalkan.
Terkait dengan hal itu, AnTuTu pun mengambil inisiatif untuk merilis tools benchmarking yang nantinya akan membantu menghilangkan smartphone yang memiliki “AI palsu”. Dengan begitu, akan memberi jalan bagi pabrikan yang serius menggarap AI untuk berkompetisi.
Namun, lewat postingan yang ditulis melalui situs blog-nya, AnTuTu mengakui bahwa AI adalah masalah yang lebih kompleks. Ya! AnTuTu menjabarkan bahwa mengukur kemampuan AI lebih rumit daripada mencari tahu kinerja dari sebuah sistem yang selama ini sudah rutin mereka lakukan.
Tools benchmark TheAI Review memiliki dua sub-kategori, yakni Classification dan Object Recognition. Pengujian pertama berisi 200 gambar berdasarkan jaringan saraf Inception v3, sementara pengujian kedua meninjau video 600-frame berdasarkan jaringan saraf SSD MobileNet.
Selanjutnya, gambar-gambar tersebut dimasukkan ke dalam SDK yang disediakan oleh pabrikan smartphone dan jika chipset tersebut tidak mendukung algoritma AI, pengujian kinerja menggunakan TFLite untuk melakukan proses benchmarking. Meski begitu, skenario kedua sangat tidak bisa diandalkan.
Skor akhir dibentuk oleh kecepatan dan ketepatan pengujian, tetapi jika akurasi ditukar dengan kecepatan, benchmark akan memberikan skor yang lebih rendah. Logikanya adalah bahwa ini mencegah kecurangan di mana smartphone akan membaca gambar dengan sangat cepat tanpa jawaban yang benar.
AnTuTu juga menunjukkan bahwa skor AI di seluruh platform yang berbeda tidak akan banyak perbedaannya. Alasannya, tools ini hanya fokus pada kinerja AI dan bukan terkait dengan kinerja sistem secara keseluruhan.
Selain itu, Samsung belum merilis AI SDK-nya, sementara HiSilicon masih menggunakan TFLite untuk beberapa fungsi. Hasilnya, beberapa smartphone yang sudah diuji akan mendapat skor lebih rendah dari yang seharusnya untuk saat ini.
Dan yang terakhir, dikaitkan dengan versi Android yang digunakan, Google meminta skor yang dihasilkan harus dikesampingkan dulu alias jangan dijadikan sebuah tolok ukur. Pasalnya, raksasa teknologi asal Mountain View ini sedang berupaya meningkatkan fungsi AI setiap kali mereka merilis Android.
Baca juga
- Duo Samsung Galaxy M Series Terbaru Melenggang Resmi
- OPPO F11 dan F11 Pro Meluncur Maret 2019 Bersama OPPO R17 Neo
- Redmi Note 7 dengan Storage Jumbo Siap Meluncur
Ya! Harus diakui bahwa tes benchmark AI memang masih tahap awal dalam pengembangannya. Namun yang juga perlu diingat, AI adalah hal baru dan solusi hardware yang dipadukan dengan software sehingga keduanya saling bersinergi. Kompleksitas ini pun tidak boleh diabaikan.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?