Banyak yang berpikir jika bimbingan belajar (bimbel) hanya untuk anak yang ambisius dan pintar. Sementara siswa dengan motivasi belajar rendah tidak mau ikut bimbel karena mereka berpikir jika pintar itu merupakan bakat yang sudah ada dari lahir.
Laporan Programme for International Student Assessment (PISA) di tahun 2018 bahkan mengungkapkan, hanya 29% siswa di Indonesia yang memiliki growth mindset. Padahal, kecerdasan seseorang itu bukan ditentukan oleh bakat, tapi belajar atau latihan yang dilakukan secara terus menerus.
“Zenius menawarkan konsep belajar ‘Yang Penting-Penting Aja’, sebuah konsep belajar yang mengajak siswa untuk melihat ide besar dari sebuah pelajaran dan memilah pokok-pokok bahasan utama untuk diserap,” ujar Founder dan Chief Education Officer Sabda PS.
Ditambahkan oleh Sabda bahwa dengan pendekatan seperti ini, siswa memiliki kerangka berpikir ketika belajar, lebih terarah, dan lebih cepat paham, yang dibuktikan dengan mampu mengerjakan soal-soal tes dengan cermat. Selain itu, siswa juga akan memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan hobi atau kegiatan lainnya di luar belajar.
Contoh dari konsep ini, misalnya, dalam belajar Bahasa Inggris. Para tutor-tutor di Zenius akan mengajarkan siswa untuk melihat tenses dari tiga waktu (masa lampau, sekarang, dan masa depan) dan empat aspek (simple, progressive, perfect, dan perfect progressive).
Selain itu, tutor live class Zenius juga diarahkan untuk selalu memulai kelas dengan pertanyaan mendasar yang memantik siswa untuk berpikir kritis, sekaligus sebagai jembatan ke ide besar. Misalnya saat membahas batuan di kelas Geografi, tutor akan melempar pertanyaan, “Kalian pernah lihat batu yang bentuknya cair, ngga?”
Mengetahui banyak fakta-fakta (rumus, tanggal, cara, nama, fungsi) tanpa dibingkai dengan pemahaman konsep akan membuat kegiatan belajar menjadi membosankan, tanpa tujuan, dan membuat siswa cepat letih. Karena itu, Zenius merangkai fakta-fakta ke dalam sebuah konsep, membaginya menjadi topik.
Selain itu, tutor juga harus paham bagaimana menggunakan ide besar yang bisa diaplikasikan ke topik lain, membuat siswa mampu untuk menemukan pola antara mata pelajaran, membuat koneksi, dan menerapkan pemahaman tersebut di masa depan dalam situasi apapun yang mereka temui.
“Konsep belajar yang penting-penting saja membantu siswa untuk mendapatkan ide besar yang perlu dipahami. Ketika siswa sudah memiliki pemahaman akan ide besar yang diajukan, bukan berarti siswa tidak harus belajar hal lain. Siswa tetap harus sering melakukan latihan soal dan membaca materi untuk menguasai sebuah pelajaran,” tambah Sabda.
Untuk memberikan dampak lebih luas kepada siswa di Indonesia, Zenius juga menetapkan biaya berlangganan yang lebih terjangkau untuk seluruh paket belajar yang ada di ekosistem pembelajaran Zenius. Mulai tahun ajaran baru ini, paket belajar Zenius dapat diakses mulai dengan Rp199,000 per tahun.
“Biaya paket berlangganan yang lebih terjangkau merupakan salah satu upaya kami dalam memberikan akses terhadap pendidikan berkualitas kepada seluruh siswa di Indonesia. Kami juga berharap konsep belajar baru yang kami tawarkan bisa membantu siswa dengan motivasi belajar yang rendah untuk mencoba platform Zenius,” tutup Sabda.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?