Data dan informasi dari pengguna pada tahap ini dinilai penting. Selain itu, laporan dari produk sebelumnya juga tidak kalah penting. Setelah semua proses riset selesai, maka proses untuk merancang alur dan tampilan dari produk yang akan dibuat bisa segera dimulai.
“Jika dirasa ada hal yang kurang atau ada rancangan UI/UX yang baru, maka saya akan melakukan riset berikutnya untuk menguji desain tersebut,” jelas Farhan. Mengenai nilai desain yang harus dipenuhi, Farhan percaya bahwa desain yang intuitif adalah salah satu nilai penting di dalam desain.
Ia juga mengatakan bahwa jika kita gagal merancang desain secara intuitif untuk pengguna, maka kita cenderung untuk mendesain hasil desain yang gagal tersebut. Artinya, kita lebih fokus ke masalah di hasil desain kita, bukan ke masalah yang dihadapi pengguna.
Desainer UI/UX yang mengembangkan layanan LINE selalu bersifat holistik saat merancang produk karena tidak hanya fokus pada pengguna yang memakai produk atau layanan LINE saja. Semuanya dipikirkan secara keseluruhan termasuk mempertimbangkan berbagai ide dari berbagai perspektif.
“Hal tersebut menjadi penting untuk mengumpulkan berbagai opini lain sehingga desain UI/UX yang dirancang tidak hanya bersifat consumer-oriented, tetapi juga memperhatikan keseimbangan dari berbagai segi, seperti bisnis, strategi, dan teknologi,” jelas Farhan.
Hal pertama yang dilakukan oleh Farhan saat akan mulai mendesain produk, termasuk mengembangkan LINE Ramadan adalah memposisikan diri sebagai pengguna dengan cara mencoba ragam aplikasi yang sudah ada sehingga dapat lebih memahami pengalaman pengguna.
Dengan memposisikan dirinya sebagai penggna, ia bisa mendapatkan inspirasi terkait arsitektur informasi, masalah apa saja yang mungkin muncul, atau mendapatkan inspirasi dari segi estetika layanan. Farhan juga menggunakan beberapa tools seperti Figma untuk berkolaborasi dengan berbagai stakeholders di LINE Indonesia.
Sementara itu, untuk produk lain ia juga menggunakan Sketch dan Zeplin serta memanfaatkan LINE WIKI untuk menyimpan seluruh informasi terkait proyek yang ia kerjakan, sedangkan untuk melakukan riset ia memanfaatkan LINE Call, LINE Video, atau LINE Meeting.
Di dalam prosesnya, kolaborasi antara tim Produk dan tim Marketing tidak bisa dipisahkan. Karena pada dasarnya, jika suatu produk berhasil memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik, maka pengguna akan dengan sendirinya memasarkan produk tersebut ke orang-orang di sekitarnya.
Meski terlihat mudah, namun proses desain ini selalu memiliki tantangan tersendiri di dalamnya. “Tantangan utama saat merancang produk selalu berbeda, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita menerima tantangan tersebut sebagai cara bagi kita untuk menciptakan produk yang lebih baik,” jelas Farhan.
Ia juga menegaskan, satu hal yang penting adalah bagaimana kita bisa objektif terhadap produk yang kita hasilkan dan fokus dengan tujuan utama. LINE Ramadan hadir setiap tahun sebagai layanan yang ditunggu-tunggu bagi pengguna LINE. Melalui desain yang intuitif dan interaktif, LINE Ramadan berupaya untuk mendekatkan jarak.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?