Karyawan di Indonesia Lebih Suka Memilih Sendiri Perangkat untuk Bekerja

Riset IDC memperlihatkan bahwa sebagian besar karyawan di Indonesia dapat lebih produktif jika mereka menggunakan perangkat komputasi yang tepat.

Indonesia paling siap menghadapi WFH

Tidak seperti Indonesia, IDC mengungkapkan bahwa wilayah Asia Pasifik lainnya cenderung tidak siap dengan tren “bekerja dari mana saja” yang diperparah dengan kondisi pandem. Rata-rata hanya 28% pelaku UKM di Asia Pasifik yang sudah siap menjalankan WFH. Sementara, 40%-nya masih ingin karyawannya tetap kembali bekerja dari kantor.

Beberapa kendala jangka pendek dalam WFH yang diungkapkan oleh para UKM adalah masalah pada keamanan, operasional, kolaborasi dan komunikasi, serta produktivitas. Pernyataan tersebut juga memunculkan fakta bahwa sebagian besar UKM hanya memikirkan jangka pendek dan tidak memberikan karyawannya perangkat yang tepat.

IDC juga mengatakan bahwa orientasi jangka pendek yang dipikirkan oleh para pelaku bisnis UKM sangat memengaruhi keputusan karyawan ketika memilih perangkat. Pada akhirnya hal itu dapat berdampak negatif pada produktivitas karyawan.

Semenara, ASUS memprediksi bahwa kesiapan Indonesia dalam menghadapi WFH dapat lebih tinggi dibandingkan negara lainnya karena pelaku UKM sudah terbiasa dengan berbagai faktor yang membuat karyawan sering diminta untuk bekerja dari rumah.

Beberapa faktor tersebut di antaranya adalah bencana alam seperti banjir, gempa, dan gunung meletus yang sering terjadi di Indonesia. Sementara faktor lainnya adalah infrastruktur yang masih tertinggal membuat kemacetan besar sering terjadi dan memaksa karyawan untuk dapat produktif di manapun.

« Sebelumnya Selanjutnya »