Digital Platform Gojek Semakin Aman dalam Mendukung Usaha Mitra

Gojek bikin inisiatif #AmanBersamaGojek. Ini bertujuan untuk membuat mitra driver dan mitra merchant di ekosistem Gojek semakin merasa aman dalam memperoleh pendapatan di dunia digital.

Fitur verifikasi wajah wajib digunakan oleh mitra driver yang ingin masuk (login) ke aplikasi untuk menjalankan order. Inovasi ini melengkapi inovasi lainnya yaitu penyamaran nomor telepon (number masking), tombol darurat (emergency button) dan bagikan perjalanan (share trip).

Inovasi keamanan juga dilakukan di platform GoBiz untuk mitra merchant, yang mana platform ini telah dilengkapi dengan fitur verifikasi PIN, OTP (kode rahasia One Time Password), dan fitur ‘Kelola Pengguna GoBiz’ untuk melindungi data pribadi usaha mitra merchant.

Selain itu, calon mitra juga bisa menjadi mitra usaha Gojek dengan aman dan mudah tanpa perantara melalui inovasi terbaru yaitu Fitur Daftar Mandiri GoBiz. Calon mitra merchant bisa langsung registrasi, verifikasi dan aktivasi akunnya dalam satu genggaman.

Lebih jauh lagi, Gojek juga meningkatkan kapabilitas sumber daya manusianya di bidang keamanan digital dengan menambah jajaran pemimpin senior dengan keahlian mendalam di bidang keamanan siber serta pengalaman global di industri teknologi.

GoPay Head of IT Governance, Risk and Compliance, Information Security, Genesha Saputra menambahkan, usaha Gojek tidak berhenti di teknologi saja. Platform karya anak bangsa ini terus melakukan edukasi komprehensif kepada mitra driver, mitra merchant dan masyarakat.

“Edukasi dilakukan melalui berbagai kanal komunikasi milik perusahaan dan kanal eksternal seperti sosial media serta webinar publik, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kominfo RI dan Siberkreasi. Edukasi ini penting mengingat literasi digital masyarakat Indonesia yang masih rendah,” ucap Genesha

Sementara itu, Peneliti Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada, Ir. Tony Seno Hartono, mendukung pernyataan tersebut. Menurutnya, kejahatan digital yang berbasis social engineering masih terjadi di masa pandemi seperti saat ini.

“Tipe manipulasi psikologis ini tidak memanfaatkan kerentanan sistem namun memanfaatkan kelengahan dan kelemahan kompetensi digital si pengguna teknologi. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang bermigrasi ke online, maka para pelaku manipulasi psikis ini pun mengincar mereka,” ucap Tony Seno Hartono.

Ditambahkan oleh Tony Seno Hartono bahwa sangat penting untuk melakukan edukasi yang terus menerus dan konsisten. Hal ini tentunya bertujuan agar individu serta para pelaku usaha pengguna teknologi bisa memahami dan menghindari tipe penipuan seperti ini.

« Sebelumnya