Menjadi yang teratas butuh kerja keras. Namun bukan berarti setelah berada di atas kita bisa duduk tenang, kompetitor selalu siap membuntuti. Selain itu, di waktu yang bersamaan, kita pun juga harus selalu menyiapkan ide inovatif.
Nah! Kira-kira seperti itulah yang kini dirasakan oleh Samsung lewat Galaxy Note yang dikembangkannya. Untuk seri ini praktis memang Samsung sepertinya tidak punya lawan yang sepadan. Ada LG atau Infinix yang mencoba membuat smartphone dengan stylus, namun kualitasnya kalah jauh dengan Galaxy Note.
Karena sepinya kompetitor di seri ini, sepertinya kita bisa melihat bahwa inovasi yang ditelurkan oleh Samsung di seri Note ini jadi melambat. Ya! Setidaknya itu yang bisa kalian lihat saat Samsung membuat Galaxy Note 9 dan itupun juga kami rasakan saat menggunakannya.
Perubahan desain minor
Jujur, Note 9 sudah bisa dikatakan sebagai smartphone yang nyaris sempurna. Karena ini seri ke-9, artinya sudah banyak penyempurnaan dari seri-seri sebelumnya. Harus diakui, sampai saat ini kami pun belum menemukan smartphone yang benar-benar sempurna, termasuk Galaxy Note 9 ini.
Galaxy Note 9 punya dimensi yang bongsor. Ya! Bisa dikatakan, bodinya ini lebih besar ketimbang iPhone X, Honor 10, atau Pocophone F1. Oleh karena itu, rasanya kurang pas kalau setiap harinya harus memasukkan Note 9 ke dalam saku celana.
Akan lebih lebih nyaman jika kalian menggunakan jaket dan mengantonginya di saku jaket yang memang lebih longgar. Namun di luar dimensinya yang besar, Galaxy Note 9 kembali sukses untuk menyajikan feel smartphone yang ultra premium.
Walaupun rasio screen-to-body yang dimilikinya kalah sama OPPO Find X dan Vivo NEX, smartphone ini bisa kita banggakan. Ya! Samsung berhasil mengemas Galaxy Note 9 tanpa poni. Apalagi smartphone ini masih menyisipkan port jack audio, dual speaker stereo, sertifikasi IP68 dan slot microSD.
Namun kalau dibandingkan dengan Galaxy Note 8, perubahan desainnya terbilang minor. Terlihat jelas, perubahan yang bisa dirasakan hanya tata letak fingerprint saja. Kini, fitur keamanan tersebut telah digeser ke bawah kamera belakang sehingga lebih mudah untuk diakses.
Jangan berharap banyak dengan desain secara keseluruhan. Tampilan Galaxy Note 9 masih mirip dengan Galaxy Note 8. Kita pun akan kesulitan untuk membedakannya jika tak benar-benar melihatnya secara lebih detail, yang di pakai Galaxy Note 8 atau Note 9?
Masih soal desain, tombol Bixby yang ada di sebelah kiri sangat sensitif dan mudah kepencet secara tidak sengaja. Parahnya lagi, tombol voice assistan ini tidak dinonaktifkan atau di-custom untuk fungsi lainnya. Ya! Samsung sepertinya sangat percaya diri dengan fitur Bixby ini padahal belum sebaik Google Assistan.
GPU Mali kurang optimal
Kebalikan dari Bixby yang belum optimal, kualitas layar Galaxy Note 9 sangat pantas untuk diberikan empat jempol. Dibandingkan dengan smartphone mahal lainnya, seperti iPhone X, Pixel 2 XL, Mi 8 EE, dan Huawei P20 Pro, layar Galaxy Note 9 terlihat lebih bening.
Semua yang ditampilkan di layar Galaxy Note 9 kelihatan lebih berwarna, tapi tidak terlalu menusuk mata. Sudah barang tentu Samsung berhasil mengemas layar Galaxy Note 9 lebih baik berkat Super AMOLED 6,4 inci yang memiliki resolusi Quad HD+.
Tak hanya sampai di situ, layar Galaxy Note 9 juga sudah support HDR dan punya brightness mencapai angka 1.050 nits. Pasti terasa sangat berbeda dan bikin kita betah untuk berselancar di internet, bermain game, apalagi untuk menikmati video streaming HD di YouTube.
Apalgi baru-baru ini DisplayMate mengatakan bahwa layar yang dimiliki Galaxy Note 9 lebih terang hingga 27 persen dibandingkan Galaxy Note 8. Dan satu lagi yang tak kalah menarik, Note 9 sudah didukung Dolby stereo. Semakin asik untuk menikmati konten multimedia lewat smartphone ini.
Ukuran layar yang besar, juga ditunjang dengan jeroan yang serba besar. Ya! Galaxy Note 9 datang dengan RAM 8 GB, pilihan storage-nya hingga 512 GB. Begitu juga dengan kapasitas baterainya, 4.000 mAh. Selama dua minggu dipakai, SOT yang di dapat minimal 5 jam buat pemakaian yang intense.
Sayangnya, untuk hardware yang ditanam ke dalam Galaxy Note 9 tidak bisa memberikan kepuasan hingga 100%. Galaxy Note 9 yang dijual di Indonesia datang dengan Exynos 9810 sepaket dengan GPU Mali-G72MP18.
Nah! Yang terasa kurang memuaskan adalah dukungan GPU-nya, apalagi saat bermain game. Berbicara frame rate, memang bisa dapat tinggi bahkan bisa selevel dengan Adreno 630 yang ada di dalam Snapdragon 845 milik Qualcomm.
Tapi ada beberapa game yang belum optimal dengan Mali-G72MP18. Seperti saat memainkan Asphalt 9, tidak ada efek motion blur yang dihadirkan. Jadi terlihat flat dan mobil-mobilnya pun juga kurang kencang saat diajak ngebut di jalanan.
S Pen lebih canggih
Ya! Kalau berbicara Galaxy Note, tentunya kita tidak boleh melupakan stylus. Seperti yang kita tahu, Samsung menyebut pena digitalnya ini dengan sebutan S Pen. Di Galaxy Note 9, S Pen sudah jadi “super start” karena sudah mejeng sendirian di dalam paket boks penjualannya.
Jika boleh kami sarankan, pilihlah Galaxy Note 9 berwarna biru. Mengapa? Karena S Pen yang ditawarkan oleh Samsung memiliki warna yang kontra, yakni kuning. Jadi saat menggunakannya di tempat umum, kalian bisalah sedikit pamer.
Pada dasarnya, fungsi S Pen di Note 9 tidak berbeda banyak dengan yang ada di Galaxy Note 8. Digunakan untuk menulis di atas layar, presisi banget feel-nya. Terasa seperti menggunakan pulpen di atas kertas. Menggunakannya untuk nulis di IG Story ataupun tanda tangan dokumen juga terasa lebih nyaman.
Nah! Yang baru pada S Pen kepunyaan Galaxy Note 9 ini adalah fungsi remote berkat koneksi Bluetooth Low Energy. Untuk menggunakannya sangat mudah, kita bisa menekan tombol yang ada pada S Pen buat fungsi remote-nya. Memutar musik, memotret, atau presentasi bisa dilakukan lebih mudah.
Kamera sudah didukung AI
Berbicara desain, jeroan, dan S Pen sudah semua, yang tidak kita lupakan adalah dukungan kamera yang ada pada Galaxy Note 9. Paling asik memanfaatkan kamera yang ada pada smartphone ini dalam mode Auto dan jangan lupa untuk mengaktifkan scene optimizer-nya.
Tak ketinggalan, Samsung juga menyematkan teknologi AI ke dalam dukungan kameranya ini. Sudah bisa ditebak, hal ini sengaja dilakukan agar hasil foto bisa terlihat lebih baik. Hal menarik lainnya, kita juga bisa diberitahukan jika ada foto yang hasilnya kurang bagus.
Selain AI, konfigurasi kamera pada Galaxy Note 9 sama seperti yang ada pada Galaxy S9+. Ada juga fitur dual aperture dan kemampuan recording super slow-mo 960 fps. Autofokus juga bisa bekerja cepat, shutter lag ngebut, dan tak perlu khawatir ketika memotret di lingkungan minim cahaya alias low-light.
Kecuali fitur Live Focus, Samsung sepertinya belum mampu mengoptimalisasi urusan potret bokeh, terutama di dalam ruangan. Foto yang dihasilkan masih kelihatan ada noise dan bisa dikatakan untuk hal ini Galaxy Note 9 masih kalah dengan smartphone kelas atas buatan Huawei atau Xiaomi.
Untuk urusan performa face unlock, Samsung juga sepertinya belum melakukan improvisasi lebih. Fitur keamanan biometrik ini kalah cepat dibanding Pocophone F1 dan tidak reponsif saat di lingkungan minim cahaya. Selain itu, bisa kebuka pas mata kita merem. Kok bisa ya buat smartphone sekelas Galaxy Note 9?
Video review
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?