Layar melengkung dengan refresh rate 90 Hz
Huawei adalah salah satu pabrikan smartphone yang setia memakai layar melengkung untuk handset flagship buatannya, termasuk P40 Pro+. Memang, secara estetika bakal enak dipandang mata. Namun biasanya, layar melengkung terlalu sensitif, sering tidak sengaja kepencet jika tidak menggunakan casing.
Untuk mengatasi masalah tersebut, layar melengkung dari Huawei P40 Pro+ sudah dibekali dengan palm rejection yang lebih optimal. Jadi, ketika smartphone ini dipakai untuk bermain game, dijamin bakal lebih jarang mengalami accidental touch
Berbicara mengenai spesfikasi, layar Huawei P40 Pro+ sudah memenuhi kriteria flagship. Bagaimana tidak! Layar smartphone ini punya dukungan HDR10+ dan memiliki refresh rate 90 Hz. Sayangnya, HDR-nya terasa mubazir karena karena security widevine yang cuma level 3. Artinya, streaming Netflix tidak support resolusi HD dan HDR.
Tetapi, untuk refresh rate-nya tidak ada keluhan, benar-benar bikin mata terasa lebih nyaman. Huawei juga menyelipkan opsi untuk menurunkan refresh rate atau resolusi. Namun, sejauh ini Huawei P40 Pro+ yang direview oleh Droidlime selalu memakai opsi yang tertinggi.
Lalu, bagaimana dengan catu daya yang dimuat oleh Huawei ke dalam smartphone ini? Huawei P40 Pro+ sudah dibekali baterai berkapasitas 4.200 mAh ditambah fast charging 40W. Tidak ketinggalan, Huawei juga menyelipkan fitur fast wireless charging 40W dan fast reverse wireless charging 27W.
Tentu saja, dibekali baterai 4.200 mAh, selama memakai Huawei P40 Pro+ tidak merasa khawatir bakal kehabisan catu daya. Tanpa GMS yang jalan di latarbelakang, Huawei P40 Pro+ bisa digunakan seharian lebih. Padahal kita jua tahu, jeroan di dalam smartphone ini termasuk “monster”.
Selain kecepatan, hal lainnya yang ditawarkan oleh smartphone flagship adalah kenyamanan. Memang, menggunakan Huawei P40 Pro+ lebih dari satu minggu, ada plus dan minus soal kenyamanan. Selain dukungan sertifikasi IP68 yang memberikan keleluasaan saat memegang ponsel pintar ini, ada juga sensor keamanan biometrik yang “the best”.
Untuk sensor keamanan biometrik, pengguna bisa memakai face unlock atau opsi lainnya, yakni fingerprint underdisplay. Keduanya “the best” karena face unlock yang ditawarkan sudah 3D, lebih akurat dan aman. Sementara, fingerprint underdisplay-nya lebih cepat, seakurat fingerprint konvensional.
Tapi di sisi lain, sistem face unlock 3D yang ditawarkan oleh Huawei juga bikin layar P40 Pro+ punya lubang alias punch-hole yang lebih besar berbentuk pil. Terlebih lagi, lubang tersebut posisinya diletakkan di pojok kiri layar. Bisa dikatakan, itulah salah satu minusnya.
Kesimpulan
Punya modal nama besar, sekali lagi kita harus angkat topi untuk Huawei. Pabrikan smartphone asal Cina itu telah berhasil meramu P40 Pro+ sebagai perangkat flagship dengan desain yang menarik. Terutama terkait dengan build quality serta dukungan kamera yang disematkan.
Tidak ada dukungan Google Mobile Service, Huawei sudah berupaya keras menghadirkan Huawei Mobile Service serta AppGallery. Tentu saja, ini menjadi sebuah pengalaman memakai smartphone dengan cara baru dan dengan kebiasaan baru. Droidlime pun sedang mencoba menikmati itu semua. Bagaimana dengan kalian?
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?