Mirip kayak iPhone X ke Xs series, Google Pixel 3 yang baru aja dirilis Oktober kemarin rasa-rasanya nggak nawarin peningkatan yang signifikan dibanding Google Pixel 2. Secara desainnya masih mirip dan fitur-fiturnya juga nggak beda jauh. Terus, apa hal paling menarik dari smartphone ini? Apakah cuma kameranya?
Tanpa face unlock
Buat beli Pixel 3 yang biasa dengan storage 64, kita harus nyiapin dana sekitar Rp13 juta. Nah buat smartphone seharga Rp13 juta, sebenarnya tongkrongan Pixel 3 maupun Pixel 3 XL ini masih kalah saing dari smartphone flagship lainnya. Walau pun memang sih sudah lebih baik dari Pixel 2.
Sebenarnya yang bikin kurang enak dilihat itu bagian layarnya. Kalau dibandingin sama iPhone Xs atau Huawei Mate 20 Pro jadi berasa banget jadulnya. Apalagi Pixel 3 XL. Smartphone ini pantas dapat julukan raja poni. Soalnya ukuran poninya itu curam banget kayak jurang. Dan parahnya poninya kayak nggak berfaedah. Soalnya juga nggak ada sensor khusus buat face recognition.
Benar banget. Perlu dicatet nih, Google Pixel 3 series nggak nyediain fitur face unlock. Jadi kita harus kembali ke masa lalu dimana kalau mau unlock smartphone ya harus pakai password, pattern, atau fingerprint yang ada di belakang.
Nggak nyeplak fingerprint
Nah ngomongin bodi belakangnya, untungnya masih enak buat dipandang. Sekilas memang sih bahasa desainnya masih kayak Pixel 2. Tapi nggak masalah karena memang masih keliatan keren kok.
Dan yang kami suka, sekarang seluruh bagian belakangnya sudah pakai bahan kaca, jadi bisa wireless charging. Dan kerennya lagi, bagian belakangnya ini dibagi jadi dua bagian, yang lebih besar dilapis matte jadi nggak gampang kotor kena sidik jari. Keren!
Sedikit catatan lagi, kalau buat kalian yang sebelumnya nggak pernah pakai Pixel, bisa jadi kalian bakal kagok waktu awal-awal pakai. Kenapa? Karena posisi tombol power sama volume-nya kebalikan dari biasanya. Power di atas, volume di bawah.
Tapi walau pun secara keseluruhan Pixel 3 series kurang kekinian, gimana pun juga ini adalah smartphone yang kombinasinya pas. Pixel 3 nawarin handling yang enak banget karena dimensinya compact. Dan buat yang lebih prefer smartphone layar jumbo bisa pilih Pixel 3 XL.
Bersih bloatware!
Cukup ngomongin desainnya, sekarang mari kita bahas dikit soal OS-nya. Pixel 3 pastinya sudah pakai Android 9. Di dalamnya cuma ada aplikasi bawaan Google. Sama sekali nggak ada aplikasi 3rd party atau bloatware. Mantap!
Tapi pas pertama kali buka Play Store, ternyata kita harus update-in dulu tuh hampir semua aplikasi Google tadi ke versi yang terbaru. Lumayan jadi kerjaan sih apalagi kalau pas lagi nggak ada WiFi. Bikin kami keinget pas pakai Zenfone, juga ngalamin hal yang sama.
Nah terus kita juga dipaksa buat adaptasi sama launcher-nya. Jadi di Pixel 3 sudah nggak ada lagi tombol recent app. Cuma ada tombol back sama home. Kalo mau ke app drawer agak repot karena harus swipe up layar yang gerakannya harus agak lama. Kalo gerakan swipe up-nya cepat jadinya ke recent app. Terus terang ini nyusahin waktu awal-awal pakai.
Ya, keluhan kami soal OS-nya cuma dua hal itu aja. Selebihnya nggak ada masalah. Dan karena ini smartphone made by Google, jadi fitur AI Google Assistant-nya itu pastinya jadi yang paling asyik. Kalau mau cepat panggil Google Assistant kita tinggal remas aja bodi smartphone-nya.
CPU lebih lambat, tapi…
Selama pakai hampir dua minggu, kami ngerasain main game apapun di Pixel 3 series itu smooth banget. Ya wajar sih memang karena chipset-nya kan pakai Snapragon 845. Tapi mungkin banyak yang nggak ngeh ya kalau ternyata clockspeed-nya diturunin.
Rata-rata clockspeed Snapdragon 845 di hape lain itu 2,8 GHz. Nah di Pixel 3 kecepatannya cuma 2,5 GHz. Mungkin buat hemat batre kali ya. Tapi ya kayak yang kami bilang tadi, main game apapun tetep kerasa lancar sih.
Cuma sayangnya baterainya terasa kurang nendang. Kalau di Pixel 3 biasa, kami keseringan dapet SoT 3 atau 4 jam dengan penggunaan yang lumayan aja, nggak terlalu sering main game. Kalau di Pixel 3 XL agak mendingan, bisa dapet 4-5 jam karena kapasitas baterainya juga memang lebih gede.
Soal RAM sama storage, kami ngerasa Google kok jadi pelit kayak Apple ya. RAM cuma dikasih 4 GB dan storage pilihannya cuma 64 atau 128 tanpa slot microSD. RAM 4 GB sebenernya sih udah cukup buat kebutuhan multitasking saat ini. Tapi nggak tahu deh masih cukup apa nggak buat setahun atau dua tahun ke depan.
Kalau soal layar dan speaker, kami kasih applause. Asyik buat streaming video dan main game. Kualitas layar Pixel 3 lebih tajam dari Pixel 2. Apalagi yang Pixel 3 XL, resolusi 2K-nya kelihatan lebih riil daripada Pixel 2 XL. Dan saturasi warnanya juga lebih ngejreng karena ada mode Adaptive yang lebih cerah dari Boosted.
Paling sih ada sedikit catatan soal speaker stereo di Pixel 3. Karena bodinya compact, jadi kalau pas setel volume suaranya di atas 70 persen itu bakal terasa ada sedikit getaran di seluruh bodinya. Jadi kalau kita pegang sekitar 5-10 menitan aja bisa bikin tangan rada kesemutan.
Satu (lensa) lebih baik
Dan sekarang kita masuk bahasan paling penting dari sebuah Google Pixel 3, yaitu kamera. Sebenarnya saya cukup kasihan sama Pixel karena seperti nggak diperhitungkan sama DxOMark. Cuma gimana pun juga, Pixel series, apalagi di Pixel 3 ini software kameranya memang keren banget.
Google nggak butuh sensor kamera yang paling baru. Google juga nggak butuh kamera banyak-banyak. Cukup satu kamera 12,2 MP IMX 363 sudah bisa hasilin foto yang outstanding. Mode HDR-nya masih terasa superior kayak yang sudah-sudah.
Mode portrait-nya juga makin pintar karena lebih rapi edge detection atau bagian pinggir-pinggiran objek. Selain itu tingkat blur-nya juga bisa diatur lagi setelah motret. Pokoknya top banget.
Nah yang baru di Pixel 3 series ini ada yang namanya Super Res Zoom. Kita bisa nge-zoom secara digital. Bisa 2x, 3x, 4x, sampai 5x. Hasilnya kelihatan impresif. Tetep tajam, tapi memang masih kalah tajam dibanding optical zoom.
Terus ada lagi mode Top Shot, mirip Predictive Shot punya Sony Xperia, bakal berguna buat motret objek yang bergerak, kayak motret anak misalnya. Menurut kami sih cukup berguna walau pun hasilnya masih sering dapat foto yang tetap ngeblur.
Dan terakhir yang paling bikin excited adalah mode Night Sight. Hasilnya lagi-lagi impresif. Cara kerjanya mirip Night Mode di Mate 20 Pro. Kita harus steady sekitar 3-4 detik pas motret. Dan kita bakal dapat hasil yang terang. Kami bilang sih bisa banget buat nyaingin Night Mode di Mate 20 Pro.
Buat kamera depan, lensanya ada dua. Resolusinya sama-sama 8 MP. Yang satu lensa wide biasa, satu lagi superwide. Walau pun cuma 8 MP, jepretan selfie Pixel 3 series kami bilang adalah salah satu yang the best ketika kita bicara soal detail.
Sama juga ketika kita bicara soal video, hasilnya salah satu yang paling oke di platform Android, walau pun kalau boleh jujur masih belum sekece iPhone Xs. Kita bisa pakai motion tracking focus untuk mengunci fokus objek di satu titik tertentu. OIS dan EIS-nya juga efektif banget, sangat smooth hasilnya.
Kesimpulan
Dengan segala apa yang ditawarin dalam sebuah Google Pixel 3, harga Rp13 juta ke atas rasa-rasanya masih terasa overprice alias kemahalan. Desainnya oke, tapi bukan yang paling oke. Performa kencang, tapi bukan yang paling kencang.
Fitur-fitur yang disediain juga nggak semewah flagship lain. So, buat kami satu-satunya alasan paling kuat buat meminang Pixel 3 nggak lain adalah kameranya. Kalau kamu adalah orang yang suka motret bokeh atau low light dengan simpel dan cepat, Pixel 3 adalah pilihan terbaik saat ini.
Video review
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?