Hingga artikel ini ditulis, saya sudah menggunakan iPhone X kurang lebih selama lima bulan. Pada awalnya, semua terasa manis dan baik-baik saja. Kesan tersebut berlanjut sampai pemakaian empat bulan. Hingga akhirnya sebulan belakangan, saya mulai merasa terganggu sebagai pengguna iPhone X.
Sebelum lanjut, terlebih dahulu saya tekankan bahwa artikel ini ditulis berdasarkan opini dan pengalaman pribadi saya sebagai pengguna iPhone X yang hobi bermain game di smartphone. Tidak ada maksud untuk menjelek-jelekkan smartphone tercanggih buatan Apple ini.
Raja yang Manja
Si raja yang manja. Istilah tersebut rasanya cukup layak dianugerahkan kepada iPhone X. Sebagai smartphone terbaik dari Apple, iPhone X membawa daftar isi hardware yang sangat menjanjikan. Apalagi chipset Apple A11 Bionic yang ada di dalamnya masih tercatat sebagai salah satu chipset mobile terkencang.
Lalu mengapa saya predikatkan istilah tersebut kepada iPhone X? Saya menyebut iPhone X sebagai raja karena alasan di atas, yakni hardware-nya yang sangat powerful. Namun sayangnya ada karakter “manja” yang saya rasakan dimana iPhone X ternyata tidak selalu bisa diajak bekerja keras sesuai dengan keinginan kita sebagai pengguna, khususnya para gamer.
Memang, kesan manja tersebut baru saya rasakan dalam waktu sebulan terakhir karena memang baru-baru ini banyak bermunculan game-game kelas atas yang menawarkan visual sekelas konsol. Kali ini saya akan menyorot empat judul game yang mampu “menyiksa” hardware smartphone.
Keempat game tersebut adalah GRID: Autosport, Into The Dead 2, PUBG Mobile dan Shadowgun Legends yang sama-sama memiliki ukuran di atas 1 GB. Bahkan untuk GRID: Autosport, ukuran file-nya mencapai 5 GB! Tentunya merupakan game yang sangat besar untuk platform smartphone.
Nah, inti permasalahannya bisa kita rasakan ketika menjalankan keempat game tersebut dalam waktu yang cukup lama. Semua game tadi mampu membuat chipset Apple A11 pada iPhone X “melepuh”. Saya mencatat, PUBG Mobile adalah yang paling ringan di antara ketiganya karena membutuhkan waktu hampir setengah jam untuk membuat iPhone X overheat.
Sementara GRID: Autosport, Into The Dead 2 dan Shadowgun Legends rata-rata hanya membutuhkan waktu 10-15 menit saja untuk melumpuhkan iPhone X. Saya sendiri cukup heran mengapa chipset Apple A11 begitu manja ketika diharuskan mengerjakan tugas komputasi dan me-render grafis yang berat.
Lalu, apa yang terjadi ketika chipset tersebut sudah kepanasan? Apakah hanya rasa panas saja yang bakal terasa pada bodi smartphone? Ternyata tidak. Hawa panas tersebut juga dibarengi dengan penurunan performa yang sangat signifikan. Saat bermain game, kita bakal merasakan penurunan frame rate dari 60 fps jadi hanya 10 fps saja!
Harus saya katakan, ini adalah hal yang cukup menyedihkan untuk sebuah smartphone mewah seharga belasan juta. Dengan merogoh kocek tinggi, kita tidak bisa menikmati semua judul game dengan nyaman. Game-game bergrafis keren yang seharusnya lancar dimainkan, justru malah tidak bisa dinikmati karena patah-patah.
Inilah penyebabnya
Penasaran dan merasa sangat terganggu dengan pengalaman di atas, saya pun akhirnya segera mencari akar permasalahannya. Untuk itulah saya meng-install satu aplikasi utility bernama CPU DasherX yang berfungsi untuk memantau kondisi hardware pada iPhone.
Dan aplikasi ini terbukti mampu menjawab dan membuktikan teka-teki penyebab sifat manja pada iPhone X. Ya, akar permasalahannya adalah overheat. Penyebabnya entah karena sistem cooling yang kurang optimal atau ada faktor lain. Dan Apple ternyata sudah mengantisipasi hal ini, namun dengan cara yang menurut saya pribadi justru makin menyusahkan pengguna.
Berdasarkan data yang diberikan CPU DasherX, sistem pada iPhone akan langsung melindungi chipset-nya dari gejala kepanasan dengan cara menurunkan clockspeed. Tidak tanggung-tanggung, turunnya bisa di atas 50 persen!
Anda bisa melihat dari gambar screenshot yang saya sertakan. Ketika sistem mendeteksi tingkat temperatur chipset ada dalam kondisi kepanasan (thermal state Serious), maka clockspeed maksimal yang tadinya 2,38 GHz bakal turun jadi hanya 1 GHz saja. Ya, inilah penyebab game berjalan patah-patah di iPhone X.
Clockspeed chipset 1 GHz di zaman now pastinya tidak akan sanggup meladeni game-game berat kelas atas yang ada saat ini. Jangankan untuk bermain game, animasi ketika menggeser halaman homescreen saja juga terasa lag. Kalau sudah begini, mau tidak mau kita harus berhenti bermain dan menunggu chipset kembali adem.
Gampang adem, gampang panas
Saya mencatat, rata-rata dibutuhkan waktu sekitar lima sampai sepuluh menit untuk menurunkan suhu panas pada chipset Apple A11 Bionic di iPhone X. Jika sudah mendingin, maka clockspeed chipset bakal kembali naik secara otomatis.
Tapi sayangnya permasalahan tidak juga selesai. Pasalnya ketika kita kembali memainkan game-game berat tersebut, chipset bakal kembali kepanasan dalam waktu kurang dari lima menit. Dalam sekejap, game bakal kembali patah-patah yang sekaligus bisa mematahkan hati kita para gamer mobile.
Sebagai informasi tambahan, gejala overheat pada iPhone X ini terjadi baik saat menggunakan iOS 11.2 maupun setelah meng-update ke iOS 11.3 yang baru saja dirilis pada 30 Maret 2018 kemarin. Ini artinya, permasalahan overheat pada iPhone X belum terselesaikan pada iOS 11.3.
Berdasarkan pengalaman tersebut, saya pun berani mengambil kesimpulan kalau untuk saat ini iPhone X bukanlah smartphone yang tepat untuk gamer hardcore yang sangat hobi bermain game berat di smartphone. Namun jika yang Anda mainkan cuma game kelas menengah saja, gejala overheat tidak akan terjadi.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?