Berbagai lembaga memprediksi dan memberi peringatan akan kemungkinan terjadinya resesi yang diperkirakan dapat memangkas pertumbuhan ekonomi. Tantangan Ekonomi tersebut tidak hanya dihadapi oleh Indonesia namun juga negara-negara lainnya.
Proyeksi tersebut juga mengacu pada laporan World Economic Outlook: Countering The Cost of Living Crisis yang dirilis oleh IMF. Laporan tersebut dirilis pada tanggal 11 Oktober 2022 dan data menunjukkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini tidak berubah, yakni pada 3,2%.
Sementara tahun depan, pertumbuhan ekonomi dipangkas menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,9%. IMF juga melihat bahwa situasi 2023 merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal 2020 dan krisis keuangan global.
Terkait dengan hal ini, Chief Marketing Officer PINTU Timothius Martin pun angkat bicara. Ia mengungkapkan bahwa sebagai investor, kita harus selalu memahami berbagai faktor resiko yang bisa timbul baik dari sisi makro-ekonomi, fundamental project atau aset, dan keadaan teknikal pasar.
“Di masa “winter” dan kemungkinan adanya resesi seperti saat ini, sangat penting juga untuk kita bisa lebih disiplin dalam mengatur keuangan dan menggunakan metode terstruktur seperti Dollar Cost Averaging (DCA) yang dapat membantu mengurangi risiko investasi dalam jangka panjang,” ujar Timo.
Disebutkan dalam laporan International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 menunjukan pertumbuhan terlemah sejak tahun 2021. Bahkan IMF juga memangkas pertumbuhan ekonomi tahun 2023 dari sebelumnya 2,9% turun menjadi 2,7%.
Masih dari laporan yang sama, IMF juga memprediksi kemungkinan 25% pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 akan turun sebesar 2% yang diakibatkan beberapa faktor seperti kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, peningkatan inflasi, hingga terdapat perlambatan pada ekonomi Cina.
“Dengan banyaknya faktor yang merujuk kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi, muncul kekhawatiran di masyarakat terhadap alokasi dana untuk investasi. Bagi investor crypto bisa memilih investasi yang aman namun dapat memberikan imbal balik yang menjanjikan,” tambah Timo.
Timo pun memberikan contoh bahwa para investor crypto dapat memanfaatkan fitur staking dan earn yang telah tersedia di aplikasi PINTU. Kedua fitur ini memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk dapat memaksimalkan aset crypto yang telah mereka miliki.
“Ya! Dengan memanfaatkan fitur staking dan earn yang telah tersedia di dalam aplikasi PINTU, investor tak perlu lagi khawatir dengan asetnya. Pasalnya, mereka bisa mendapatkan imbalan sebesar 4% dengan membeli aset stablecoin dan menaruhnya di Pintu Earn,” ujar Timo.
Pintu Earn adalah salah satu fitur di aplikasi PINTU yang dapat digunakan oleh pengguna untuk menyimpan aset crypto dan memperoleh sejumlah bunga dari aset yang disimpan. Pintu Earn juga menawarkan berbagai kelebihan, seperti bunga yang dibayar tiap jam dan keamanan aset yang terjamin.
Sementara, Pintu Staking adalah salah satu fitur aplikasi PINTU yang memungkinkan pengguna untuk memperoleh berbagai imbalan dengan “mengunci” aset PTU mereka di PINTU. Manfaat dan keuntungan PTU Staking di antaranya mendapatkan Bunga Staking PTU (APR) hingga 12%/tahun.
Investor yang memanfaatkan fitur ini juga bisa mendapatkan gratis tarik Rupiah ke rekening Bank, gratis kirim semua aset ke Blockchain, tambahan bonus bunga earn yang lebih tinggi, serta ekstra komisi referral hingga 35%. Bonus lainnya gratis tiket nonton XXI The Premiere tiap bulannya.
“Sebagai investor di tengah kondisi saat ini tentu kita bisa lebih cermat dalam menyimpan dan mengembangkan aset kita agar tetap bertumbuh dengan memilih platform yang aman dan menawarkan berbagai fitur yang bisa dimanfaatkan,” pungkas Timo.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?