Clubhouse, jenis jejaring sosial baru berbasis suara, mengadakan konferensi pers pertamanya di Indonesia. Di acara tersebut, para pendiri Clubhouse menyampaikan komitmen perusahaan dan menceritakan perjalanan Clubhouse sejak diluncurkan pada Maret 2020.
Pada kesempatan yang sama, Clubhouse juga meluncurkan pengaturan Bahasa Indonesia, dan secepatnya akan hadir pengaturan Bahasa Jawa untuk komunitas Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh Co-founder & CEO Clubhouse, Paul Davison; Co-founder dan CTO Clubhouse, Rohan Seth; serta Head of International Clubhouse, Aarthi Ramamurthy.
“Indonesia adalah pasar yang sangat penting bagi Clubhouse. Kami sangat senang melihat antusiasme Clubhousers di Indonesia untuk berkumpul bersama, berbicara, mendengarkan, dan belajar satu sama lain secara real-time tentang berbagai topik,” ucap Paul Davison, Co-founder & CEO Clubhouse.
Sementara, hal yang sama juga diucapkan Rohan Seth, Co-founder, dan CTO, Clubhouse. “Sungguh luar biasa melihat antusiasme yang terus meningkat dari komunitas kami di Indonesia. Setelah kami meluncurkan pengaturan berbagai bahasa lokal di Clubhouse, kami bersemangat untuk terus meluncurkan lebih banyak fitur baru.”
Pada acara tersebut, Aarthi Ramamurthy, Head of International Clubhouse, menyatakan bahwa “Clubhouse tidak akan ada artinya tanpa komunitas, dan kami senang melibatkan komunitas dalam proses pengembangan aplikasi ini melalui Town Halls dan New User Orientation atau Orientasi Pengguna Baru yang kami adakan setiap minggu.”
Tahun ini, Clubhouse meluncurkan beberapa pembaruan, termasuk menghadirkan fitur Backchannel. Pada September 2021, lebih dari 1 miliar pesan sudah terkirim melalui Backchannel. Selain itu, aplikasi ini juga memiliki fitur-fitur terbaru seperti Wave, Clubhouse Links, Clips, Pinned Links, dan Replays.
Untuk pembaruan produk, Clubhouse juga menyediakan Pencarian Universal, Audio Spasial, Mode Musik, dan fitur Pembayaran. Clubhouse juga meluncurkan Creator Commons, sebuah platform dimana para kreator dapat menemukan panduan yang mereka butuhkan untuk mendukung kesuksesan mereka di Clubhouse.
Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, menyampaikan dukungannya terhadap Clubhouse. Ia menegaskan bahwa Kemenparekraf mengapresiasi dan mendukung Clubhouse sebagai tempat bagi masyarakat Indonesia untuk saling terhubung, berbagi aspirasi, mendiskusikan berbagai topik inspiratif.
“Kehadiran media sosial secara signifikan dapat memberikan pengaruh positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, saya berharap masyarakat Indonesia dapat terus menggunakan Clubhouse dengan baik untuk saling berkolaborasi, membangun relasi, menambah wawasan, dan menyebarkan dampak positif ke ranah yang lebih luas,” ucap Sandiaga.
Dwika Putra, CEO ‘Riuh Renjana’ Creative Consultant dan Seorang Clubhouser, mengatakan “Platform audio ini telah menarik perhatian saya sejak awal tahun 2020, ketika Clubhouse pertama kali masuk ke Indonesia. Hal yang saya sukai dari Clubhouse adalah sifatnya yang spontan.”
Ia lebih lanjut menyebutkan bahwa iskusi yang terjadi di Clubhouse dilakukan secara secara langsung, sehingga terasa lebih interaktif. Karena, sekalipun sudah mempersiapkan teks atau jawaban, obrolan yang ada tetap otentik. Dengan begitu, kita menjadi lebih mudah mengetahui jati diri setiap orang dengan mendengarkan cara mereka berbicara.
Secara Global, Clubhouse terus berkembang dengan lebih dari 700.000 ruang diskusi (room) berlangsung setiap hari dan orang menggunakan waktunya di Clubhouse selama rata-rata 70 menit setiap harinya. Saat ini, Clubhouse dapat diunduh dan digunakan oleh pengguna iOS dan Android.
Pada bulan Juli 2021, aplikasi ini memutuskan untuk menghapus sistem ‘daftar tunggu’ dan telah membuka pintunya lebih lebar sehingga semua orang sekarang dapat bergabung dengan Clubhouse. Jadi, apakah kalian sudah bergabung ke dalam Clubhouse?
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?