Punya nama besar dan citra yang baik di negara-negara berkembang seperti Indonesia dan India, siapa sangka Xiaomi justru makin merosot di negaranya sendiri, Cina. Berdasarkan data dari IDC (International Data Corps) untuk kuartal kedua 2016, penjualan smartphone Xiaomi turun dari 17,1 juta unit menjadi hanya 10,5 juta unit.
Di sisi lain, Huawei, OPPO, dan vivo mencatatkan peningkatan angka penjualan yang tinggi sehingga ketiganya sulit dikejar oleh Xiaomi. Di Cina sendiri, Huawei dan OPPO berhasil memimpin pasar, diikuti vivo, Apple dan Samsung. Kepemimpinan Huawei tak lepas dari merosotnya angka penjualan smartphone asing Apple dan Samsung.
Sementara bagi OPPO, kunci kesuksesannya ada pada produk R9 atau F1 Plus yang menawarkan sensasi selfie kelas atas plus teknologi VOOC Flash Charge. Belum lagi, teknik marketing OPPO dengan menggaet selebriti untuk menjadi brand ambassador juga cukup efektif.
Untuk memperbaiki posisinya, Xiaomi lantas meluncurkan produk jagoan baru seperti Redmi Pro yang membawa dua kamera utama. Strategi lain yang dilakukan yakni memangkas harga smartphone jagoannya, Mi 5. Namun usaha tersebut bakal tetap sia-sia jika Xiaomi belum memperbaiki caranya memproduksi produk.
Seperti yang kita tahu, smartphone ciptaan Xiaomi seringkali diproduksi dalam jumlah terbatas. Penjualannya pun kurang merata. Apalagi, Xiaomi nyaris tidak bisa berjualan di Indonesia karena tidak bisa memenuhi aturan TKDN dari pemerintah. Padahal pasar Indonesia menjanjikan angka yang sangat besar. Nampaknya Xiaomi butuh sedikit keajaiban untuk bisa kembali ada di peringkat tiga besar produsen smartphone terlaris di Cina.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?