Beberapa waktu ini, teknologi Blockchain di jaringan komputer menciptakan tren baru yaitu Non-Fungible Token (NFT) yang dapat bersaing dengan aset digital baru lainnya. Melansir dari antvklik pada 23 Maret 2022, NFT memiliki keunggulan yaitu pada nilainya yang cenderung stabil jika dibandingkan dengan aset-aset digital lain.
NFT adalah aset digital baik berupa barang yang memiliki wujud nyata ataupun barang tidak berwujud yang memiliki keunikan tersendiri.
Selama ini, NFT digunakan untuk mewakili sebuah barang yang biasanya merupakan karya seni pada forum digital. Karena itu, maka bisa dikatakan bahwa NFT adalah suatu sertifikasi kepemilikan dari sebuah barang baik baik berwujud nyata maupun tidak nyata.
Sekarang ini, NFT memang digunakan untuk pembelian dan penjualan karya seni digital. Yang dibeli adalah NFT-nya sebagai tanda kepemilikan akan suatu barang atau karya seni. Lalu, apa sajakah keuntungan ketika memiliki aset digital NFT yang tengah naik daun belakangan ini? Simak ulasannya berikut ini:
Seniman Dapat Menjual Karya
Hadirnya NFT di pasar global membuka wadah baru bagi seniman untuk menjual karya mereka dan menghasilkan uang dengan mudah. Para seniman dapat memasarkan karya seni yang mereka buat secara bebas di marketplace khusus NFT. Selain itu, para seniman juga tak perlu khawatir karya mereka akan dicuri maupun dijiplak.
Harga Lebih Tinggi
Keterbatasan karya yang dipasarkan di NFT membuat harga sebuah karya tersebut menjadi lebih mahal, bahkan terdapat karya yang hanya dibuat satu kali tetapi peminatnya sangat banyak sehingga membuat harganya melambung tinggi. Dikarenakan hal tersebut, jika ada kolektor yang membeli sebuah karya di NFT dan menjualnya kembali akan mendapat keuntungan yang tinggi pula.
Mendapat Perlindungan Hak Cipta
Untuk mencegah penyalahgunaan hak cipta dan pencurian karya, NFT membuat perlindungan karya sehingga hak cipta seniman akan aman. Agar bisa mendapatkan keuntungan seperti kelangkaan dan keunikan suatu karya yang diperjualbelikan dalam bentuk NFT maka penting untuk memilih karya yang akan dipasarkan.
Melansir dari intipseleb pada Jumat, 11 Februari 2022, strategi pemasaran yang juga terkait dengan NFT dapat diterapkan. Seperti halnya yang dilakukan IKEA ketika mereka menjual perabotan rumah tangga yang sejatinya barang fungible. Ketika itu, mereka memanfaatkan kursi yang didesain oleh desain dari Swedia membuatnya lebih berharga dan langka daripada kursi yang dibuat oleh desainer lain.
“Strategi branding mereka sukses membuat para pembeli harus segera memilikinya. Jadi strategi [dengan konsep NFT] itu sudah ada sejak dulu. Sampai akhirnya, muncul dalam teknologi blockchain, melahirkan OpenSea dan sebagainya. Kami percaya dan memfokuskan diri mengembangkan Kolektibel sebagai e-commerce NFT untuk kehidupan sehari-hari,” ujar CEO Kolektibel Pungkas Riandika.
Selain itu, NFT direncanakan akan dirancang menjadi lebih mainstream yang ditandai dengan ikut terjunnya perusahaan dari berbagai vertikal seperti ritel dan barang mewah. Hal ini tidak bertujuan untuk memperkenalkan NFT namun memberlakukan dan menganggap NFT menjadi sebuah identitas digital. NFT yang dibeli kemudian dikumpulkan maka akan menjadi status diri terkait dengan siapa pemiliknya.
“NFT itu bukan mata uang. Sama seperti di dunia sebenarnya. Orang yang punya uang apa iya dipamerkan uangnya? Pasti yang diperlihatkan adalah tasnya merek apa, sepatunya merek apa, itulah fungsi NFT nantinya. Bisakah hidup tanpa brand? Sepertinya susah karena manusia itu butuh pamer. Itu sudah jadi sifat dasar,” jelasnya Pungkas Riandika.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?