Halodoc mengukuhkan kembali komitmennya dalam menekan laju penyebaran COVID-19. Sejak ramai diperbincangkan di tingkat global, Halodoc menjalankan protokol resmi untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi risiko COVID-19.
Halodoc mengajak masyarakat untuk berkonsultasi kesehatan jarak jauh dan memfasilitasi kebutuhan obat-obatan serta alat pendukung kesehatan lainnya. Upaya ini juga sejalan dengan gerakan physical distancing sebagai salah satu strategi yang diterapkan pemerintah untuk memutus mata rantai penularan COVID-19.
Hal ini juga disampaikan CEO Halodoc, Jonathan Sudharta pada konferensi pers virtual bersama Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate yang membahas “Dukungan Platform Digital Memudahkan Proses Social Distancing: Bekerja, Belajar, dan Beribadah dari Rumah” Senin lalu (23/3).
Jonathan mengatakan, edukasi masyarakat tetap menjadi langkah preventif yang efektif di tengah kepanikan akibat pemberitaan COVID-19. Setiap harinya, Halodoc telah mengeluarkan paling tidak 3-4 konten edukasi yang dapat diakses masyarakat di platform Halodoc, terutama terkait upaya pencegahan penularan.
Kini, pengguna juga bisa melakukan cek risiko COVID-19 secara mandiri melalui shuffle card yang ada di aplikasi atau melalui link berikut. Layanan yang telah diluncurkan pada 13 Maret ini, mendapat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat dan sudah diakses oleh 2,3 juta pengguna.
Lebih lanjut mengenai konsultasi kesehatan jarak jauh, Halodoc juga memastikan semua pengguna dapat berkomunikasi dengan dokter terkait keluhan gejala COVID-19 kapanpun dan dimanapun, yaitu dengan menambah jumlah dokter yang siaga secara online.
Saat ini setidaknya ada lebih dari 22.000 dokter berlisensi yang tergabung di ekosistem Halodoc, dengan 1.000 dokter dialokasikan khusus untuk memberikan konsultasi terkait COVID-19. Halodoc juga telah menjalankan protokol resmi penanganan risiko COVID-19 kepada para dokter.
Adapun protokol resmi yang diterapkan dalam berkomunikasi secara online tersebut meliputi pengenalan gejala klinis, rekomendasi penanganan lebih lanjut, memfasilitasi pengguna untuk membuat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc, hingga rujukan ke rumah sakit rujukan Kemenkes untuk penanganan COVID-19.
Kemudian, menyikapi kelangkaan serta tingginya harga produk penunjang kesehatan seperti masker, Halodoc juga terus berupaya memastikan produk-produk tersebut tetap tersedia dan dapat dibeli melalui aplikasi Halodoc dengan harga wajar.
“Kami terus mengajak lebih dari 1.800 apotek rekanan kami untuk bersama-sama menciptakan suasana kondusif, yaitu dengan menjaga harga jual seluruh alat penunjang kesehatan seperti masker, cairan pembersih tangan dan multivitamin di harga yang wajar,” ungkap Jonathan Sudharta.
Lewat transaksi online, obat-obatan dan alat penunjang kesehatan ini dapat diakses masyarakat melalui aplikasi Halodoc yang akan diantarkan langsung oleh kurir GoSend ke rumah pelanggan, sehingga masyarakat tidak perlu keluar rumah.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?