Samsung sukses menggelar Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 3 – 2021/2022 yang memasuki stage ketiga, yaitu IoT Product Development Bootcamp. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam bidang pengembangan Internet of Things (IoT).
Di Indonesia, teknologi IoT terus mengalami pertumbuhan. Seperti yang tercatat dari data Kementerian Kominfo pada tahun 2022, akan terdapat 400 juta perangkat IoT di Indonesia. Angkanya terus tumbuh, akan menjadi 678 juta perangkat IoT pada tahun 2025 yang didorong oleh teknologi 5G.
Sementara itu, laporan World Economic Forum bertajuk The Future of Jobs Report 2020 menyebutkan bahwa sebanyak 9% perusahaan pada tahun 2025 mendatang sudah memanfaatkan teknologi IoT. Untuk mengantisipasi hal itu, Kominfo dan Kemendikbudristek juga ikut mendorong.
Kedua Kementerian tersebut ikut mendorong peningkatan kapasitas dunia pendidikan SMA dan SMK dalam pemanfaatan TIK yang berfokus pada teknologi IoT, Big Data, Cloud Computing, Video Based Learning, Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR).
Seperti dikatakan oleh Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia bahwa gelaran Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 3 – 2021/2022 sejalan dengan upaya pemerintah mendorong peningkatan kapasitas guru dan siswa dalam bidang TIK.
“Kami menggelar SIC Batch 3 – 2021/2022 bertujuan meningkatkan kapasitas guru serta mencetak siswa Indonesia sebagai generasi muda yang menguasai teknologi digital, mampu menghasilkan solusi nyata untuk berbagai permasalahan di komunitas mereka, dan siap bersaing di industri,” ujar Ennita.
SIC Batch 3 – 2021/2022 yang memasuki stage IoT Product Development Bootcamp dirancang untuk mendorong kapasitas siswa menjadi IoT Developer yang terampil dan siap diserap oleh industri, melalui kurikulum yang unik dan sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Pada tahap bootcamp ini, para siswa diajarkan beberapa materi. Tak hanya memberikan materi Foundation & Hardware (IoT), siswa juga diajarkan Networking & Communication Basics (Raspberry Pi), Software & Platform (MongoDB, PyMongo, UBIDOTS).
Ardika Purna siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang, mewakili kelompoknya berbagi pengalamannya mengikuti bootcamp ini. Ia mengatakan bahwa materi-materi yang diajarkan bertujuan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai banyak konsep.
“Dalam bootcamp ini kami tak hanya diajarkan konsep mengenai design thinking, innovation, dan berpikir kritis, tetapi juga program validation, membuat ide solusi, python course, dan IoT course, yang saling berkaitan dalam menggarap produk IoT,” ujar Ardika.
Produk IoT yang dirancang oleh Ardika dan tim adalah AQUAThings. Smart aquarium ini dirancang untuk mempermudah mengontrol akuarium ikan hias melalui smartphone. Solusi ini bertumpu pada tiga fitur utama, yaitu IoT pengatur kadar PH air, IoT feeder fish, dan IoT pencahayaan akuarium.
Ardika berharap SIC periode berikutnya bisa diikuti oleh lebih banyak sekolah sehingga lebih banyak yang merasakan manfaat program tersebut. Melalui SIC, Ardika merasa keterampilannya bertambah dan IoT ternyata juga penting karena banyak dibutuhkan orang untuk memecahkan masalah.
Hal senada juga dirasakan oleh Daffa Eka Sujianto siswa dari SMK Al Huda, Kota Kediri, Jawa Timur. Ia mengatakan bahwa dirinya bersama tim dalam bootcamp ini mendapatkan beberapa materi baru, seperti cara menjalankan sensor dengan program python atau mengirim data sensor ke data IoT
“Tentunya, beberapa materi baru yang kami dapatkan bisa menciptakan ide menjadi produk melalui tahap perakitan hardware dan pembuatan program. Kami pun senang bisa lolos sampai ke stage ini, karena kami belum pernah diajarkan materi-materi seperti itu,” ujar Daffa.
Proyek desain IoT yang dikerjakan oleh Daffa dan tim adalah kacamata yang dilengkapi sensor ultrasonic, GPS, kamera, dan speaker. Perangkat IoT ini bisa memberikan perintah berbelok kepada tuna netra berdasarkan data dari sensor, sehingga membantu tuna netra lebih mudah beraktivitas.
Daffa juga berharap bahwa gelaran SIC di masa depan bisa menambahkan waktu untuk mentoring. Sebab menurutnya pertemuan dengan mentor itu sangat penting dalam menyelesaikan masalah yang terjadi ketika hendak mewujudkan ide yang dimiilikinya.
Bootcamp di SIC Batch 3 – 2021/2022 digelar pada Juni – September 2022. Tahap ini diikuti oleh siswa-siswi yang telah melewati seleksi Stage 2 dengan ide solusi dan nilai terbaik, yakni 100 siswa (25 tim) dari 6 MAN (8 tim) dan 10 SMK (17 tim) yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Sebanyak 100 siswa ini disaring dari 1.000 siswa dari 40 SMK dan 30 MAK/MAK/MAP yang berpartisipasi di SIC Batch 3 – 2021/2022. 1.000 siswa ini adalah mereka yang lolos logic test dari 3.000 pendaftar. Para peserta dibimbing oleh para mentor berpengalaman dari Skilvul.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?