Kejadian meledaknya Samsung Galaxy Note 7 memang menjadi berita paling panas beberapa waktu terakhir. Bagaimana tidak, produsen smartphone sebesar Samsung gagal memberikan smartphone yang aman untuk penggunanya, terlebih smartphone ini termasuk dalam flagship series.
Setelah di-recall, keseluruhan unit Galaxy Note 7 yang menggunakan baterai dari SDI diganti dengan baterai dari perusahaan ATL, ternyata tidak juga memecahkan masalah meledaknya baterai tersebut. Hal ini terbukti dengan adanya laporan meledaknya Samsung Galaxy Note 7 yang unitnya telah diganti.
Menurut salah satu Asisten Mechanical Engineering di Carnegie Mellon University, mungkin saja tidak hanya baterai yang bermasalah, namun juga ada kesalahan pada sistem kontrol voltase baterainya. Selain itu, penggunaan material kualitas rendah pada cell baterai juga dapat menjadi masalah.
Lain pula pendapat Cho Jae Phil selaku direktur Future Batteries Research Center. Menurutnya, produksi baterai dalam jumlah besar guna menggantikan Samsung Galaxy Note 7 yang di-recall dalam rentang waktu yang singkat menyebabkan lemahnya pengawasan karena produksi dilakukan dengan terburu-buru.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?