Insiden kebocoran data kian marak terjadi di Indonesia. Informasi terbaru bahkan sangat mengejutkan, mencapai jumlah fantastis yakni dugaan kebocoran data sebanyak 1,3 miliar data registrasi SIM Card yang mencakup data pribadi seperti NIK dan nomor telepon.
Insiden tersebut menambah panjang deretan kasus kebocoran data yang terjadi di Tanah Air, mulai dari kasus dugaan kebocoran data bank pada Januari 2022, catatan medis pasien di sejumlah rumah sakit, hingga 26 juta data riwayat browsing atau penelusuran pengguna salah satu provider internet.
Pakar keamanan siber dan Presiden Direktur ITSEC Asia, Andri Hutama Putra mengatakan bahwa data pribadi saat ini menjadi semakin penting karena rentan disalahgunakan. Karena itu, bagaimana melindungi data pribadi perlu untuk dipahami oleh seluruh elemen masyarakat.
“Perlindungan data pribadi memang perlu menjadi pilar penting bagi lembaga atau perusahaan yang mengumpulkan data pribadi masyarakat dalam menjalankan kegiatannya. Namun demikian melindungi data pribadi juga perlu dimulai dari diri sendiri,” ujar Andri.
Ditambahkan oleh Andri bahwa kebocoran data banyak juga terjadi di tingkat individu yang disebabkan oleh ketidak hati-hatian dalam beraktivitas digital. Sehingga perlu untuk memperhatikan bagaimana cara-cara kita beraktivitas digital untuk memproteksi data pribadi kita di dunia maya.
Sehubungan dengan hal tersebut, ITSEC Asia sebagai perusahaan keamanan siber memberikan beberapa tips bagi masyarakat untuk memproteksi data pribadi di dunia maya pada tingkat individu, sehingga terhindar dari potensi bahaya kebocoran data. Berikut ini tipsnya:
- Bedakan alamat e-mail untuk berbagai kebutuhan
Masih banyak masyarakat yang menggunakan satu alamat e-mail untuk semua kebutuhan mulai dari layanan perbankan, transaksi, media sosial, subscription, dan lainnya. Hal ini akan sangat bahaya bagi data pribadi masing-masing saat e-mail tersebut diserang.
Semua informasi yang ada di dalam e-mail tersebut bisa rentan dicuri dan disalahgunakan. Maka dari itu, gunakan alamat e-mail untuk tujuannya masing-masing, misalnya menggunakan alamat e-mail yang berbeda antara kebutuhan transaksi dan media sosial.
- Gunakan password yang kuat dan ganti secara berkala
Gunakan password yang kuat dan hindari penggunaan password yang mudah ditebak seperti hanya dari nama, atau tanggal lahir. Kombinasikan password yang dibuat dengan huruf besar, angka, atau tanda baca agar kata sandi tersebut tidak mudah ditebak.
Terkait dengan penggunaan password untuk kebutuhan apapun, secara berkala ganti password tersebut. Ini merupakan salah satu cara paling ampuh dalam menjaga data pribadi agar tidak mudah dicuri oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
- Jangan klik tautan mencurigakan dan jangan mengunduh aplikasi sembarangan
Jangan sembarangan membuka tautan atau link yang mencurigakan ketika berselancar di dunia maya alias internet. Hal ini untuk menghindari serangan phising yang biasanya mengincar informasi penting yang kita miliki seperti data akun atau data pribadi lainnya.
Jangan juga mendownload aplikasi-aplikasi yang mencurigakan atau bukan dari website terpercaya. Selalu juga cek ulang alamat website yang kita kunjungi, karena pelaku kejahatan juga seringkali memalsukan website untuk memancing pengguna.
- Gunakan antivirus dan fitur-fitur pengaman aplikasi
Jangan katakan “tidak” untuk menggunakan antivirus pada perangkat yang dipakai, seperti PC, laptop atau pun smartphone. Seperti yang kita tahu bersama, antivirus yang terpasang di dalam sebuah perangkat bisa untuk melindungi perangkat tersebut dari infeksi malware.
Selain itu, manfaatkan juga fitur-fitur pengaman pada aplikasi atau perangkat yang sebenarnya sudah disediakan, seperti Two Factor Authentication (2FA), One Time Password (OTP), End-to-end encryption, setelan privasi, peringatan masuk akun, dan lainnya.
- Update aplikasi dan hapus yang tidak terpakai
Selalu perhatikan aplikasi-aplikasi yang ada di perangkat. Jika ada update versi terbaru, segera lakukan update, karena versi pembaharuan seringkali bertujuan memperkuat celah keamanan dari temuan-temuan yang ada. Hapus juga aplikasi-aplikasi yang tidak terpakai, apalagi aplikasi yang sudah tidak dijalankan oleh pengembang untuk menghindari resiko peretasan.
- Jangan membagikan informasi-informasi penting di dunia digital
Jangan sembarang untuk membagikan informasi penting seperti KTP, foto tiket perjalanan atau passport, QR code, atau informasi pribadi seperti nama ibu kandung dan nomor telepon pribadi saat berselancar di dunia maya atau saat mengakses media sosial.
Hal ini penting karena banyak cara yang dapat dilakukan oleh penjahat siber dari pencurian identitas atau informasi penting yang pada akhirnya dimanipulasi untuk berbagai kejahatan di dunia digital seperti pembobolan akun dan penipuan dari identitas yang dicuri.
Jika ada peretasan, segera identifikasi sumbernya, misalnya e-mail atau aplikasi. Kemudian segera identifikasi dan amankan data yang diretas, misalnya dengan menghubungi pihak aplikasi untuk reset password atau mengganti informasi rahasia dalam sistem autentikasi.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?