Canon melalui pt. Datascrip menghadirkan “CARRY ON – STORIES IN THE TIME OF CORONA”. Ini adalah serial dokumenter yang terdiri dari enam episode yang menceritakan tentang kisah para sosok pekerja yang berjuang di masa pandemi dengan segala keterbatasan mereka.
Karya garapan salah satu EOS Creator Indonesia, Reyhan Aliy ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat untuk jangan mudah menyerah dengan keadaan. Reyhan sendiri juga seorang fotografer dan videografer profesional sekaligus founder of Carito Films Creative House.
Film seri dokumenter ini terdiri dari 6 episode dengan latar belakang profesi dan kisah hidup yang berbeda-beda tiap episodenya.
Episode 1 “Bulanan jadi Harian” menceritakan sosok bernama Hidayat, seorang mantan pegawai di perusahaan percetakan yang di-PHK karena omset perusahaannya terus merugi. Meski begitu, Hidayat tak patah semangat, ia tetap berjuang memenuhi kebutuhan keluarganya mulai dari bekerja sebagai kuli serabutan hingga supir ojek online.
Episode 2 “Geladi dari Kamar” menceritakan seorang aktor teater yang mendadak kehilangan panggung ketika pandemi COVID-19 datang sehingga harus memutar otak untuk mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya. Ia adalah Muhammad Afrizal.
Afrizal merasakan hobi dan finansial sama-sama jatuh, dikejar dengan sisa tenaga namun setelahnya, hal itu menjadi rutinitas keseharian. Tidak ada katarsis, tidak ada opsi, tidak ada jaminan kapan kehormatan panggung dapat direbut kembali. Episode ini adalah apresiasi penghormatan dari Canon Indonesia untuk pelaku kesenian.
Episode 3 “Guru Selamanya” mengisahkan tentang seorang guru honorer yang berlokasi di Cikalongkulon bernama Deni yang tak kenal lelah mengajarkan pada muridnya berbagai pelajaran hidup. Kesederhanaan dan ketulusan untuk tetap berjuang di tengah keterbatasan yang ada.
Apresiasi kehormatan dari Canon untuk seluruh guru di Indonesia dengan perjuangan tanpa lelah, sekaligus pada setiap murid dan wali murid yang memperjuangkan pendidikan dari keterbatasannya masing-masing. Peka pada posisi, Tut Wuri Handayani.
Episode 4 “Perawat Sejak Pikiran” bercerita tentang Minola Rivai atau biasa dipanggil Mimi. Ia adalah seorang ibu dua anak yang berprofesi sebagai perawat untuk pasien rawat rumah (homecare). Selain itu, ia juga melayani pengetesan rapid-antigen.
Mimi bercerita tentang bagaimana dirinya berhadapan dengan situasi pandemi COVID-19, mulai dari dilematis memilih antara pengabdian menjadi seorang perawat atau keluarga sendiri, hingga pengalaman unik para pasien positif COVID-19 yang ia rawat untuk sehat kembali.
Episode 5 “Jadi Ayah Sepenuhnya” bercerita tentang Muhammad Hamidun atau Dudun yang berprofesi sebagai Wedding Photographer dan baru saja diberkahi seorang anak. Ketika COVID-19 menyerang, seketika ia kehilangan order pekerjaan karena dilarangnya acara resepsi pernikahan, dan perannya sebagai ayah dipertaruhkan.
Episode 6 “Goyang Tulang Punggung” menceritakan kisah Nia Izzati, seorang biduan dangdut sekaligus ibu dua anak yang harus berjuang seorang diri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai dari makan, hingga kebutuhan lainnya tanpa didampingi oleh suami.
Namun, keadaan berubah saat pandemi COVID-19 datang dan membuatnya berhenti dari profesi tersebut yang merupakan sumber pendapatan utama karena sepinya permintaan untuk tampil. Demi memenuhi kebutuhan kedua anaknya, Nia pun rela bekerja apa saja, mulai dari supir, pelayan cafe hingga kurir jualan online.
Seperti dijelaskan oleh Monica Aryasetiawan, Canon Business Unit Director pt. Datascrip mengatakan bahwa tidak mudah mengangkat tema kehidupan ini karena banyak kisah pilu yang diceritakan. Namun, melihat kondisi ini justru menjadi satu titik balik bagi semua orang untuk bisa bangkit dari semua keterbatasan.
“Pandemi ini dirasakan oleh semua orang, tidak memandang dari tingkat sosial, gender dan usia. Kami harap film seri dokumenter ini dapat menginspirasi dan menyampaikan pesan kepada penonton di Indonesia untuk tetap bangkit,” ujar Monica Aryasetiawan.
Produksi seri dokumenter ini seluruhnya menggunakan perangkat kamera Canon EOS R6, kamera mirrorless full-frame yang dibekali fitur dan teknologi mutakhir yang mendukung perekaman video untuk menghasilkan gambar berkualitas tinggi.
Bacaan menarik
- Beli yang Mana, vivo S1 Pro atau realme 5s?
- 6 Hal yang Patut Kalian Tahu Sebelum Beli ASUS ZenFone 6
- Punya SoC Sama, Pilih Redmi Note 8, realme 5 atau OPPO A9 2020?
- 1 Tahun di Indonesia, realme Gelontorkan 10 Seri Smartphone
- 10 Ponsel yang Punya Kamera Belakang Terbaik Versi DxOMark
- Rp3 Jutaan, Pilih Samsung Galaxy A30s, realme 5 Pro atau OPPO A9 2020?